BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

Kursus Bimbingan Belajar Bahasa Arab Ilmu Nahwu, Sharaf, I'rab & TOAFL

MUKADIMAH ILMU NAHWU (مقدمة علم النحو)

(1) Mabadi’ Asyrah Ilmu Nahwu/Ilmu Sintaksis, Pengertiannya, Objek Pembahasannya, Faidahnya, Keutamaannya, Hubungannya dengan Ilmu Lainnya, Pencetusnya, Namanya, Rujukan/Sumber Ilmunya, Hukum Mempelajarinya & Kajian Permasalahannya, Soal-Soal Latihan.


(1) Mabadi’ Asyrah Ilmu Nahwu/Ilmu Sintaksis, Pengertiannya, Objek Pembahasannya, Faidahnya, Keutamaannya, Hubungannya dengan Ilmu Lainnya, Pencetusnya, Namanya, Rujukan/Sumber Ilmunya, Hukum Mempelajarinya & Kajian Permasalahannya, Soal-Soal Latihan.

(1) Mabadi’ Asyrah Ilmu Nahwu/Ilmu Sintaksis, Pengertiannya, Objek Pembahasannya, Faidahnya, Keutamaannya, Hubungannya dengan Ilmu Lainnya, Pencetusnya, Namanya, Rujukan/Sumber Ilmunya, Hukum Mempelajarinya & Kajian Permasalahannya, Soal-Soal Latihan.

Kursus Bimbingan (1) Mabadi’ Asyrah Ilmu Nahwu/Ilmu Sintaksis, Pengertiannya, Objek Pembahasannya, Faidahnya, Keutamaannya, Hubungannya dengan Ilmu Lainnya, Pencetusnya, Namanya, Rujukan/Sumber Ilmunya, Hukum Mempelajarinya & Kajian Permasalahannya, Soal-Soal Latihan.Bahasa Arab Ilmu Nahwu, Sharaf, I rab & TOAFL



Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
 
PEMBAHASAN ILMU NAHWU TERLENGKAP (klik disini)


The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)
 
BAB 1 : MUKADIMAH ILMU NAHWU (مقدمة علم النحو) MABADI’ ASYRAH ILMU NAHWU (ILMU SINTAKSIS) (المبادئ العشرة لعلم النحو) A. Pertama, pengertiannya (الحد). Terbagi menjadi dua, secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, Nahwu adalah contoh, arah, ukuran, bagian, sebagian, tujuan, dan asal. Adapun pengertian ilmu Nahwu secara terminologi adalah 1. Pertama: Ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui keadaan kata dalam kalimat dan harakat akhirnya, baik berubah (mu’rab) atau tetap (mabni).2. Kedua: Kaidah-kaidah yang dengannya diketahui hukum-hukum akhir-akhir kata bahasa arab dalam keadaan tersusun. 3. Ketiga: Ilmu yang menunjukan kepada kita bagaimana cara untuk menggabungkan kata benda (ismun), kata kerja (fi'lun), atau partikel (huruf/harfun) untuk membentuk kalimat yang bermanfaat (jumlah mufidah) juga untuk mengetahui keadaan (i'rab) huruf akhir dari sebuah kata. 4. Keempat: Menurut KBBI, Ilmu Nahwu adalah ilmu tentang susunan dan bentuk kalimat; sintaksis; tata bahasa yang menyangkut tata kalimat dan tata bentuk; gramatika. B. Kedua, objek pembahasannya (الموضوع). Ilmu Nahwu membahas kata-kata bahasa arab dari segi berubah (mu’rab) dan tetap (mabni) harakat akhirnya. C. Ketiga, faidahnya (الثمرة) adalah: 1. Untuk menjaga lisan dari kesalahan dalam pengucapan lafal bahasa arab 2. Untuk memahami Al-Quran serta hadis Nabi dengan pemahaman yang benar 3. Untuk berbicara Bahasa Arab dengan baik dan benar. D. Keempat, keutamaannya (الفضل). Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab, “Belajarlah Ilmu Nahwu dan Faraidh, sesungguhnya itu bagian dari agamamu.” Dan sebagaimana yang diucapkan oleh Al-Allamah Ar-Ra’i Al-Andalusiy, “Ilmu Nahwu adalah cabang ilmu syariat yang paling utama, letaknya paling tinggi dalam tingkatan belajar ilmu agama, paling besar manfaatnya. Ilmu nahwu adalah kuncinya ilmu dan bagaikan cahaya dalam memahami perkataan Arab.” Apabila dibandingkan dengan ilmu Sharaf, ilmu Sharaf laksana bapaknya ilmu dan ilmu Nahwu adalah ibunya ilmu. E. Kelima, hubungannya dengan ilmu lainnya (نسته). Ilmu Nahwu adalah ilmu diluar cabang ilmu lainnya. Dianalogikan seperti padi dan nasi. Nasi berbeda dengan padi walaupun nasi asalnya dari padi. Padi ini diibaratkan nahwu dan nasi adalah ilmu selain Nahwu. F. Keenam, pencetusnya (الواضع). Ilmu Nahwu dicetuskan oleh Abu Al-Aswad Ad-Dualiy atas perintah Imam Ali Karramallahu Wajhahu pasca terjadinya kesalahan pembacaan harakat pada ayat 3 Surah At-Taubah yang seharusnya dibaca Dhammah tetapi dibaca Kasrah: (إِنَّ اللهَ بَرِيْئٌ مِنَ المُشْرِكِيْنَ وَرَسُوْلُهُ). Saat itu dalam Alquran belum terdapat harakat, sementara Islam telah tersebar sedemikian luas ke pelosok penjuru Negeri dan antar negara. Alquran tidak hanya menjadi bacaan orang Arab namun juga menjadi bacaan orang non-Arab. Maka timbullah inisiatif dari Khalifah untuk mengharakati Alquran dan ditunjuklah Abu Aswad Ad-Du’aliy sebagai pengemban tugas. Setelah itu ilmu Nahwu dikembangkan oleh Abu ‘Amr ibn Ala’, Imam Khalil Al-Farahidi dan Imam Sibawaihi. G. Ketujuh, namanya (اسمه). Namanya dalah ilmu Nahwu, ilmu bahasa arab, atau ilmu qawaid ‘irab. Penamaannya dengan ilmu Nahwu karena Abu Aswad Ad-Dua’iy terinspirasi dari perkataan Sayyidina Ali: (اِنْحَ هَذَا النَحْوَ) yang artinya lanjutkanlah contoh ini. H. Kedelapan, rujukan atau sumber ilmunya (الاستمداد). Bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadis dan perkataan orang arab yang fasih. I. Kesembilan, hukum mempelajarinya (حكم الشارع). Hukumnya adalah fardhu kifayah bagi penduduk suatu daerah dan fardhu ‘Ain bagi pembaca tafsir dan hadits. J. Kesepuluh, kajian permasalahannya (مسائله). Ilmu Nahwu mengkaji permasalahan kaidah harakat akhir kata dalam Bahasa Arab diantaranya kapan kata yang harus dibaca marfu’, manshub, majrur dan lain-lain. Jadi membahas kumpulan kaidah-kaidah ilmu Nahwu.