BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto


رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ ٨
Artinya: “(Mereka berdo’a): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan Kati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlab kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Mahapemberi (karunia)”

Selanjutnya Allah Ta’ala memberitahukan tentang orang-orang yang mendalam ilmunya mereka berdoa kepada Rabb-nya seraya berucap sebagaimana lafaz ayat ini. Yang maksudnya, janganlah Engkau palingkan hati kami dari petunjuk setelah Engkau menjadikannya berdiri tegak di atasnya. Dan janganlah Engkau menjadikan kami seperti orang yang di dalam hatinya terdapat kecenderungan kepada orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyaabihaat, tetapi teguhkanlah kami di atas jalan-Mu yang lurus serta jalan-Mu yang benar.

Firman-Nya (وهب لنا من لدنك رحمة) yang dengan rahmat itu Engkau teguhkan hati-hati kami, dan Engkau persatukan kami, serta Engkau tambahkan keimanan dan keyakinan kami.

Firman-Nya (إنك أنت الوهاب) Abi Hatim mengatakan dari Ummu Salamah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa:

"يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ" ثُمَّ قَرَأَ: {رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ}
Artinya: “Yaa muqallibal quluubi, tsabbit qalbii ‘alaa diinika (“Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”) Setelah itu beliau membaca ayat (yang artinya) “Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Mahapemberi (karunia).”

Dan hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Asma’ binti Yazid Ibnus Sakan, aku mendengar ia menceritakan, bahwa di antara do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sering dipanjatkannya adalah:

"اللَّهُمَّ مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ" قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنَّ الْقَلْبَ لَيَتَقَلَّبُ ؟ قَالَ: "نَعَمْ، مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ بَشَرٍ إِلَّا أَنَّ قَلْبَهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنْ شَاءَ أَقَامَهُ، وَإِنْ شَاءَ أَزَاغَهُ". فَنَسْأَلُ اللَّهَ رَبَّنَا أَلَّا يُزِيغَ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا، وَنَسْأَلُهُ أَنْ يَهَبَ لَنَا مِنْ لَدُنْهُ رَحْمَةً، إِنَّهُ هُوَ الْوَهَّابُ.
Artinya: “Ya Allah, Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.’ Asma’ berkata, lalu kutanyakan: ‘Ya Rasulullah, apakah hati itu dapat berbolak balik?’ Beliau menjawab: ‘Ya, Allah tidak menciptakan seorang anak Adam melainkan hatinya berada di antara dua jari-jemari Allah, Jika Allah menghendaki, Dia akan menjadikannya berdiri tegak. Dan jika Dia menghendaki, maka Dia akan menjadikannya condong kepada kesesatan.’ Kita semua memohon kepada Allah agar Dia tidak menjadikan hati kita condong kepada kesesatan setelah Dia memberikan petunjuk kepada kita. Dan semoga Allah melimpahkan kepada kita rahmat dari sisi-Nya. Sesungguhnya Dia Mahapemberi.” (Demikianlah yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari hadis Asad bin Musa, dari ‘Abdul Hamid bin Bahram)

Hadis semisal juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-Mutsni dari al-Hajjaj bin Minhal dari ‘Abdul Hamid bin Bahrain dengan menambahkan:

"قُلْتُ يَا رسول الله، أَلَا تُعَلِّمُنِي دَعْوَةً أَدْعُو بِهَا لِنَفْسِي؟ قَالَ: "بَلَى قُولِي: اللَّهُمَّ رَبَّ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ، اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَأَذْهِبْ غَيْظ قَلْبِي، وأجِرْنِي مِنْ مُضِلاتِ الْفِتَنِ"
Artinya: “Kukatakan: `Ya Rasulullah, maukah engkau mengajarkan kepadaku sebuah do’a yang dapat kupanjatkan untuk diriku sendiri?’ Beliau bersabda: `Ya, baiklah, ucapkanlah: `Ya Allah, Rabb Muhammad, ampunilah dosaku, singkirkanlah amarah hatiku, dan jauhkanlah aku dari fitnah-fitnah yang menyesatkan.”‘ (HR. Abu Hatim 2/84, Ath-Thabariy 6/123, Ahmad 6/135, At-Tirmidzi 3522, Abu Ashim 223)

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari ‘Aisyah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering memanjatkan do’a:

"يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ"، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَكْثَرَ مَا تَدْعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ. فَقَالَ: "لَيْسَ مِنْ قَلْبٍ إِلَّا وَهُوَ بَيْنُ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، إِذَا شَاءَ أَنْ يُقِيمَهُ أَقَامَهُ، وَإِذَا شَاءَ أَنْ يُزِيغَهُ أَزَاغَهُ، أَمَا تَسْمَعِينَ قَوْلَهُ: {رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ}
Artinya: “Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Aku berkata: “Ya Rasulullah, alangkah seringnya engkau berdo’a dengan do’a itu.” Beliau menjawab: “Tidak ada satu hati pun melainkan berada di antara dua jari dari jari-jemari Ar-Rahmaan (Allah). Jika Dia menghendaki untuk meluruskannya, maka Dia akan meluruskannya. Jika Dia menghendaki untuk membuatnya sesat, maka Dia akan membuatnya sesat. Tidakkah engkau mendengar firman-Nya: janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau adalah Mahapemberi (karunia).” (Ditinjau dari redaksinya, hadis ini gharib, tetapi asal hadis ini terdapat dalam kitab Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim dan kitab-kitab lainnya yang diriwayatkan melalui beberapa jalan tanpa adanya tambahan ayat tersebut)

Hadis di atas juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasa’i. An-Nasa’i menambahkan, dan juga Ibnu Hibban dan’Abdullah bin Wahb, keduanya dari ‘Aisyah, jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau mengucapkan:

"لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِي، وَأَسْأَلُكُ رَحْمَةً، اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْمًا، وَلَا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي، وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ"
Artinya: “Tidak ada Ilah (yang haq) selain Engkau. Mahasuci Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu atas dosaku dan aku memohon rahmat-Mu. Ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku dan janganlah Engkau menjadikan hatiku condong kepada kesesatan setelah Engkau memberikan petunjuk kepadaku. Serta karuniakanlah kepadaku rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah Mahapemberi.” (HR. Abu Dawud 5061 dan An-Nasai 10701)


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)