BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto


وَدَّت طَّآئِفَةٞ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يُضِلُّونَكُمۡ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ ٦٩ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَأَنتُمۡ تَشۡهَدُونَ ٧٠ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تَلۡبِسُونَ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَٰطِلِ وَتَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٧١ وَقَالَت طَّآئِفَةٞ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ ءَامِنُواْ بِٱلَّذِيٓ أُنزِلَ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَجۡهَ ٱلنَّهَارِ وَٱكۡفُرُوٓاْ ءَاخِرَهُۥ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٧٢ وَلَا تُؤۡمِنُوٓاْ إِلَّا لِمَن تَبِعَ دِينَكُمۡ قُلۡ إِنَّ ٱلۡهُدَىٰ هُدَى ٱللَّهِ أَن يُؤۡتَىٰٓ أَحَدٞ مِّثۡلَ مَآ أُوتِيتُمۡ أَوۡ يُحَآجُّوكُمۡ عِندَ رَبِّكُمۡۗ قُلۡ إِنَّ ٱلۡفَضۡلَ بِيَدِ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ ٧٣ يَخۡتَصُّ بِرَحۡمَتِهِۦ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ٧٤
Artinya: “Segolongan dari ahli kitab ingin menyesatkan kamu, Padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. (QS. 3:69) Hai ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, Padahal kamu mengetahui (kebenarannya). (QS. 3:70) Hai ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan Menyembunyikan kebenaran, Padahal kamu mengetahuinya? (QS. 3:71) Segolongan (lain) dari ahli kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Rabb-mu “. Katakanlah: “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahamengetahui. (QS. 3:73) Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. 3:74)

Asbabun Nuzul ayat 71-73 adalah: “Bahwa Abdullah bin Ash-Shaif, Adi bin Zaid, Al-Haris bin Auf mengadakan pembicaraan untuk beriman pada pagi hari dan kufur pada sore hari, kepada apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan diikuti sahabat-sahabatnya. Mereka berkata: “Dengan cara itu kita dapat mengaburkan agama mereka, sampai akhirnya mereka pun mencontoh perbuatan kita dan keluar dari agama mereka. Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini yang memperingatkan umat Islam agar jangan mengaburkan yang hak dengan yang batil.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Asbabun Nuzul ayat 73 adalah: “Bahwa pendeta-pendeta Yahudi melarang anak buahnya untuk percaya kepada orang yang tidak menuruti agamanya. Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini yang menegaskan bahwa petunjuk Allah Ta’ala adalah petunjuk yang sebenarnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari As-Suddi yang bersumber dari Abu Malik)

AYAT 69

Allah Ta’ala memberitahukan tentang kedengkian orang-orang Yahudi serta kejahatan mereka terhadap orang-orang yang beriman atas usaha mereka menjerumuskan ke dalam kesesatan. Allah Ta’ala memberitahukan bahwa akibat buruk dari perbuatan mereka itu akan kembali kepada mereka sendiri sedang mereka tidak menyadari bahwa mereka terpedaya oleh diri mereka sendiri.

AYAT 70

Firman-Nya (يا أهل الكتاب لما تكفرون بآيات الله وأنتم تشهدون) (“Wahai Ahlul Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui [kebenarannya]”) kemudian Allah Ta’ala berfirman sebagai pengingkaran terhadap mereka dalam lafaz ayat ini. Maksudnya, bahwa kalian mengetahui kebenaran ayat-ayat tersebut serta membuktikannya.

AYAT 71

Firman-Nya (يا أهل الكتاب لما تلبسون الحق بالباطل وتكتمون الحق وأنتم تعلمون) (“Wahai Ahlul Kitab, mengapa kamu memcampur-adukkan yang baq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?”) yakni, kalian menyembunyikan sifat Muhammad yang telah tertulis di dalam kitab-kitab kalian, sedang kalian telah mengetahui dan membuktikannya.

AYAT 72

Firman-Nya (قالت طائفة من أهل الكتاب آمنوا بالذي أنزل على الذين آمنوا وجه النهار واكفروا آخره) (“Segolongan lain dari Ahlul Kitab berkata [kepada sesamanya], ‘Perlihatkanlah [seolah-olah] kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman [Sahabat-Sahabat Rasul] pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya.”) Ini merupakan tipu daya yang dimaksudkan untuk menjadikan orang-orang yang lemah bingung terhadap masalah agama mereka. Mereka bersepakat untuk menampakkan keimanan pada siang hari dan mengerjakan Salat Subuh bersama orang-orang yang beriman.

Firman-Nya (لعلهم يرجعون) (“Supaya mereka (orang-orang yang beriman) kembali [kepada kekafiran].”) Jika siang telah berlalu, maka mereka kembali ke agama mereka, agar orang-orang yang tidak mengerti mengatakan, “Yang menyebabkan mereka kembali kepada agama mereka lagi, bahwa mereka menemukan adanya kekurangan dan aib (cacat) dalam agama orang-orang Islam.

Al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, “Segologan Ahlul Kitab mengatakan, Jika kalian bertemu dengan sahabat-sahabat Muhammad pada permulaan siang, maka berimanlah. Dan jika waktu siang telah berlalu (sore hari), maka kerjakanlah salat berdasarkan tuntunan agama kalian, supaya mereka mengatakan, `Mereka adalah Ahlul Kitab dan lebih tahu daripada kita.’ Demikian pula diriwayatkan dari Qatadah, As-Suddi, Ar-Rabi’, dan Abu Malik.

AYAT 73

Firman-Nya (ولا تؤمنوا إلا لمن تبع دينكم) (“Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu.”) Maksudnya, orang-orang Yahudi mengatakan, janganlah kalian mempercayai atau memperlihatkan rahasia kalian dan apa yang ada pada kalian kecuali kepada orang-orang yang mengikuti agama kalian. Jangan pula kalian memberitahukan apa yang kalian ketahui mengenai sifat Muhammad kepada kaum muslimin sehingga mereka akan mempercayainya dan menjadikannya sebagai hujjah atas kalian.

Firman-Nya (قل إن الهدى هدى الله) (“Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk [yang harus diikuti] adalah petunjuk Allah.”) Maksudnya, Dia-lah yang memberi hidayah kepada hati orang-orang yang beriman menuju kepada kesempurnaan iman dengan apa yang diturunkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad, berupa tanda-tanda yang nyata, bukti-bukti yang pasti, dan hujjah-hujjah yang jelas, meskipun kalian, wahai orang-orang Yahudi, menyembunyikan apa yang kalian ketahui mengenai sifat Muhammad dari kitab-kitab yang kalian peroleh dari para Nabi sebelumnya.

Firman-Nya (أو يؤتى أحد مثل ماأوتيتم أو يحاجوكم عند ربكم) (“Dan janganlah kamu percaya bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan jangan pula kamu percaya bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Rabb-mu.”) Maksudnya; orang-orang Yahudi mengatakan, “Janganlah kalian memberitahukan ilmu yang ada pada kalian kepada kaum muslimin, sehingga mereka akan mempelajarinya dari kalian serta menyamai kalian dalam penguasaannya dan bahkan melebihi kalian karena keteguhan iman mereka akan mengalahkan kalian di sisi Rabb kalian. Yaitu mereka akan menjadikannya sebagai hujjah terhadap kalian. Sehingga dengan demikian akan ada bukti dan hujjah yang kuat terhadap kalian di dunia dan di akhirat.

Firman-Nya (قل إن الفضل بيد الله يؤتيه من يشاء) (“Katakanlah, Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Dia memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.”) Maksudnya, segala sesuatu berada di bawah kendali Allah Ta’ala, Dia yang memberi atau menahan, menganugerahkan iman, pengetahuan, dan pengaturan yang sempurna kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, juga menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya, dengan membutakan mata kepala dan mata hatinya, mengunci hati dan pendengarannya, serta menutup penglihatannya. Hanya Dia pemilik hujjah yang sempurna dan hikmah yang sempurna.

AYAT 74

Firman-Nya (والله واسع عليم . يختص برحمته من يشاء والله ذو الفضل العظيم) (“Dan Allah Mahaluas [karunia-Nya] lagi Mahamengetahui. Allah menentukan rahmat-Nya [kenabian] kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar.”) Maksudnya, wahai orang-orang yang beriman, Allah Ta’ala telah mengkhususkan karunia-Nya kepada kalian, karunia yang tidak terhingga dan tidak terlukiskan, berupa kemuliaan yang dianugerahkan kepada Nabi kalian, Muhammad atas semua Nabi yang lainnya. Dan dengan hidayah yang diberikan kepada kalian menuju kesempurnaan syari’at.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)