BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
Firman-Nya (الصابرين) (“Yaitu orang-orang yang sabar”) yakni dalam berbuat ketaatan dan meninggalkan larangan.
Firman-Nya (والصادقين) (“Yang benar“) terhadap apa-apa yang dikabarkan kepada mereka dari pengakuan keimanan mereka dengan kesungguhan mereka menjalankan amal perbuatan yang berat.
Firman-Nya (والقانتين) (“Yang tetap taat”) yaitu tunduk dan patuh.
Firman-Nya (والمنفقين) (“Yang menafkahkan hartanya”) yaitu mengeluarkan sebagian dari harta kekayaan mereka di jalan-jalan ketaatan yang diperintahkan kepada mereka, silaturahmi, membantu kaum kerabat, menutupi (mencukupi) kebutuhan, dan menolong orang yang sedang membutuhkan.
Firman-Nya (والمستغفرين بالأسحار) (“Dan yang memohon ampunan pada waktu sahur”) hal ini menunjukkan keutamaan istighfar pada waktu sahur. Diceritakan, bahwa ketika Ya’qub berkata kepada putra-putranya, dalam Surah Yusuf ayat 98 yang artinya: “Aku akan memohon ampunan untuk kalian kepada Rabbku,” bahwa dia mengakhirkan hal itu sampai waktu sebelum fajar menyingsing.
Dalam Kitab Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya telah disebutkan hadis yang menetapkan hal tersebut, dari sejumlah Sahabat, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
Dan di dalam Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim juga disebutkan sebuah hadis dari ‘Aisyah:
Ibnu Mardawaih meniwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata:
Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلۡقَٰنِتِينَ
وَٱلۡمُنفِقِينَ وَٱلۡمُسۡتَغۡفِرِينَ بِٱلۡأَسۡحَارِ ١٧
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menaf kahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” Firman-Nya (الصابرين) (“Yaitu orang-orang yang sabar”) yakni dalam berbuat ketaatan dan meninggalkan larangan.
Firman-Nya (والصادقين) (“Yang benar“) terhadap apa-apa yang dikabarkan kepada mereka dari pengakuan keimanan mereka dengan kesungguhan mereka menjalankan amal perbuatan yang berat.
Firman-Nya (والقانتين) (“Yang tetap taat”) yaitu tunduk dan patuh.
Firman-Nya (والمنفقين) (“Yang menafkahkan hartanya”) yaitu mengeluarkan sebagian dari harta kekayaan mereka di jalan-jalan ketaatan yang diperintahkan kepada mereka, silaturahmi, membantu kaum kerabat, menutupi (mencukupi) kebutuhan, dan menolong orang yang sedang membutuhkan.
Firman-Nya (والمستغفرين بالأسحار) (“Dan yang memohon ampunan pada waktu sahur”) hal ini menunjukkan keutamaan istighfar pada waktu sahur. Diceritakan, bahwa ketika Ya’qub berkata kepada putra-putranya, dalam Surah Yusuf ayat 98 yang artinya: “Aku akan memohon ampunan untuk kalian kepada Rabbku,” bahwa dia mengakhirkan hal itu sampai waktu sebelum fajar menyingsing.
Dalam Kitab Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya telah disebutkan hadis yang menetapkan hal tersebut, dari sejumlah Sahabat, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
"ينزلُ
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي كُلِّ لَيْلَةٍ إلَى سمَاءِ الدُّنيا حِينَ
يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِر فيقولُ: هَلْ مِنْ سَائل فأعْطِيَه؟ هَلْ مِنْ
دَاع فَأسْتجيبَ لَهُ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِر فأغْفِرَ لَهُ؟ "
Artinya: “Allah turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Adakah orang yang meminta, sehingga akan Aku beri? Adakah orang yang berdo’a sehingga Aku mengabulkannya? Dan adakah orang yang memohon ampunan sehingga Aku memberikan ampunan kepadanya?”‘ (HR. Al-Bukhari 7494/6321, Muslim 758, Abu Dawud 1315 dan At-Tirmidzi 4398) Dan di dalam Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim juga disebutkan sebuah hadis dari ‘Aisyah:
مِنْ كُلِّ
اللَّيلِ قَدْ أوْترَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْ
أولِهِ وأوْسَطِهِ وآخِرِهِ، فَانْتَهَى وِتره إلَى السّحَرِ
Artinya: “Pada setiap malam Rasulullah senantiasa mengerjakan salat witir, pada awal malam, pertengahan malam, dan akhir malam, dan witirnya berakhir pada waktu sebelum fajar menyingsing.” (HR. Al-Bukhari 996 dan Muslim 745) Ibnu Mardawaih meniwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata:
كُنَّا نُؤْمَرُ
إِذَا صَلَّيْنَا مِنَ اللَّيْلِ أنْ نَسْتَغْفِرَ فِي آخِرِ السَّحَرِ سَبْعِينَ
مَرَّةً
Artinya: “Kami diperintahkan jika kami salat malam, agar kami beristighfar pada waktu akhir sahur sebanyak tujuh puluh kali.”
PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL
Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
##########
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
Artikel Bebas - Tafsir - Ulumul Qur'an - Hadis - Ulumul Hadis - Fikih - Ushul Fikih - Akidah - Nahwu - Sharaf - Balaghah - Tarikh Islam - Sirah Nabawiyah - Tasawuf/Adab - Mantiq - TOAFL
##########