BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto


قَدۡ كَانَ لَكُمۡ ءَايَةٞ فِي فِئَتَيۡنِ ٱلۡتَقَتَاۖ فِئَةٞ تُقَٰتِلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَأُخۡرَىٰ كَافِرَةٞ يَرَوۡنَهُم مِّثۡلَيۡهِمۡ رَأۡيَ ٱلۡعَيۡنِۚ وَٱللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصۡرِهِۦ مَن يَشَآءُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبۡرَةٗ لِّأُوْلِي ٱلۡأَبۡصَٰرِ ١٣
Artinya: “Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kalijumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”

Asbabun Nuzul ayat 12 dan 13 ini adalah: “Muhammad bin Ishaq bin Yasar pernah menceritakan, dari ‘Ashim bin ‘Amr bin Qatadah, ketika kaum Mukminin mengalahkan orang-orang Quraisy pada Perang Badar, dan pulang ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa’ dan bersabda:

" يَا مَعْشَرَ يَهُودَ، أَسْلِمُوا قَبْلَ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ مَا أَصَابَ قُرَيْشًا". فَقَالُوا: يَا مُحَمَّدُ، لَا يَغُرَّنَّكَ مِنْ نَفْسِكَ أَنْ قَتَلْتَ نَفَرًا مِنْ قُرَيْشٍ كَانُوا أَغْمَارًا لَا يَعْرِفُونَ الْقِتَالَ، إِنَّكَ وَاللَّهِ لَوْ قَاتَلْتَنَا لَعَرَفْتَ أَنَّا نَحْنُ النَّاسُ، وَأَنَّكَ لَمْ تَلْقَ مِثْلَنَا؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي ذَلِكَ مِنْ قَوْلِهِمْ: {قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ} إِلَى قَوْلِهِ: {لَعِبْرَةً (4) لأولِي الأبْصَارِ} .
Artinya: “Wahai orang-orang Yahudi, masuklah Islam sebelum Allah menimpakan kepada kalian dengan apa yang telah ditimpakan kepada kaum Quraisy.” Maka mereka pun berkata: “Hai Muhammad, engkau jangan terperdaya oleh dirimu sendiri karena keberhasilanmu membunuh beberapa orang kaum Quraisy. Keberhasilan itu disebabkan oleh kebodohan mereka yang tidak mengetahui strategi berperang. Demi Allah, jika kamu memerangi kami, maka kamu akan mengetahui bahwa kami adalah orang-orang yang istimewa, dan kamu tidak menjumpai orang seperti kami.” Berkenaan dengan perkataan mereka ini maka Allah menurunkan firman-Nya: Katakanlah kepada orang-orang yang kafir, kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam Neraka Jahannam. Dan itu tempat yang seburuk-buruknya -sampai dengan firman-Nya- terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. ” (Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Sa’id dan’Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitabnya, Al-Baihaqi dalam Ad-Dalail, dari Ibnu Ishaq, dari Muhammad bin Abi Muhammad, dari Sa’id atau Ikrimah, yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Asbabun Nuzul ayat 12 dan 13 riwayat lainnya adalah: “Bahwa seorang Yahudi yang bernama Fanhash berkata di waktu Perang Badar: “Janganlah Muhammad tertipu oleh kemenangannya atas kaum Quraisy, karena kaum Quraisy memang tidak pandai berperang.” Maka turunlah ayat ini sebagai penegasan bahwa umat Islam akan mendapat kemenangan atas pertolongan Allah Ta’ala.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Mundzir yang bersumber dari Ikrimah)

Firman-Nya (قد كان لكم) (“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu”) maksudnya, telah datang kepada kalian, wahai orang-orang Yahudi, tanda yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala selalu memuliakan agama-Nya, menolong Rasul-Nya, serta memperlihatkan kalimat-Nya, dan meninggikan urusan-Nya

Firman-Nya (في فئتين التقتا) (“Pada dua golongan yang telah bertemu”) untuk bertempur.

Firman-Nya (فئة تقاتل في سيبل الله وأخري كافرة) (“Segolongan berperang di jalan Allah dan segolongan yang lain kafir”) mereka adalah orang-orang musyrik dari kaum Quraisy pada hari perang Badar.

Firman-Nya (يرونهم مثليهم رأي العين) (“Yang dengan mata kepala melihat [seakan-akan] orang Islam itu dua kali lipat jumlah mereka”) Para pendapat pertama seperti yang dikatakan Ibnu Jarir, sebagian ulama mengatakan: “Orang-orang musyrik pada perang Badar melihat dengan mata kepala sendiri bahwa kaum muslimin berjumlah dua kali lipat dari jumlah mereka. yakni Allah Ta’ala telah menjadikan apa yang mereka lihat itu sebagai penyebab kemenangan kaum Muslimin terhadap mereka. Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh, melainkan hanya dengan satu hal, yaitu orang-orang musyrik mengutus ‘Umar bin Sa’ad hari itu sebelum perang terjadi untuk memata-matai kaum Muslimin lalu dia memberitahukan kepada mereka bahwa jumlah kaum muslimin sekitar 300 orang. Dan ketika perang terjadi, Allah Ta’ala menambah jumlah mereka dengan 1.000 pasukan pilihan dan pasukan utama dari para malaikat.”

Pendapat kedua adalah pasukan kaum Muslimin melihat kaum kafir dua kali jumlah mereka. Tetapi walaupun begitu, Allah Ta’ala memenangkan kaum Muslimin atas orang-orang kafir itu. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Yazid bin Ruman dari ‘Urwah bin Az-Zubair bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menanyakan kepada seorang budak hitam dari bani Hajjaj mengenai jumlah orang-orang Quraisy, maka dia menjawab, “Banyak.” “Berapa banyak mereka menyembelih unta setiap harinya?” tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia pun menjawab, “Terkadang sehari sembilan dan terkadang sepuluh.” Lalu beliau berujar, “Jumlah mereka itu antara sembilan ratus atau seribu orang.” Yang terkenal, jumlah mereka itu sembilan ratus sampai seribu orang, dengan perkiraan apapun yang jelas jumlah mereka tiga kali lipat jumlah kaum muslimin. Oleh karena itu pendapat kedua bermasalah.

Akan tetapi Ibnu Jarir membenarkan hal itu, ia berujar bahwa yang demikian itu sama halnya ketika anda mengatakan, “Aku memiliki uang seribu, dan masih membutuhkan dua kali lipat jumlah itu, berarti anda masih membutuhkan tiga ribu, dengan demikian maka pendapat ini tidak ada kejanggalan.” Firman-Nya (والله يؤيد بنصره من يشاء إن في ذلك لعبر لأولى الأبصار) (“Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”) yaitu bahwa dalam peristiwa itu terkandung pelajaran bagi orang-orang yang memiliki pandangan dan pemikiran, agar dengan pelajaran itu mereka memperoleh petunjuk menuju ketentuan hukum, perbuatan dan ketetapan Allah Ta’ala yang berlangsung dengan cara memenangkan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia ini dan pada hari Kiamat kelak.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)