BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبۡرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوّٞ لِّلۡكَٰفِرِينَ ٩٨

Artinya: “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, ma­laikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril, dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”

Firman-Nya (ورسله) artinya, rasul-rasul-Nya, yaitu mencakup rasul dari malaikat dan juga dari kalangan manusia sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Hajj ayat 75 yang artinya: “Allah memilih para rasul-Nya dari malaikat dan dari manusia.”

Firman-Nya (وجبريل وميكال) kalimat ini merupakan (عطف الخاص) atau penyambung khusus dari makna khusus kepada makna umum karena keduanya termasuk malaikat yang dikaregorikan dalam cakupan para rasul secara umum. Kemudian keduanya disebut secara khusus, karena redaksi berkenaan dengan pembelaan kepada Jibril yang merupakan duta antara Allah Ta’ala dan para nabi-Nya. Lalu Allah Ta’ala menyertai penyebutannya dengan Mikail, karena orang Yahudi mengaku bahwa Jibril sebagai musuh mereka sedangkan Mikail sebagai penolong mereka, maka Allah Ta’ala memberitahukan, barangsiapa memusuhi salah satu dari keduanya (Jibril dan Mikail), berarti ia telah memusuhi yang lainnya juga memusuhi Allah Ta’ala. Dan karena pada beberapa kesempatan kadang Malaikat Mikail turun kepada para nabi Allah Ta’ala. Sebagaimana ia bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada permulaan perintah, tetapi Jibril lebih sering karena hal itu merupakan tugasnya. Sedangkan Mikail bertugas mengurusi rezeki, sebagaimana Israil bertugas meniup sangkakala untuk membangkitkan manusia pada hari kiamat kelak. Oleh karena itu, di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika bangun malam selalu berdoa:

"اللَّهُمَّ رب جبريل وإسرافيل وميكائيل ، فاطر السموات وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اختُلِف فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ"

Artinya: “Ya Allah, Tuhan Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan Malaikat Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui hal yang gaib dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan hukum di antara hamba-hamba-Mu dalam semua perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Berilah daku petunjuk kepada perkara yang hak guna menyelesaikan hal yang diperselisihkan dengan seizin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”

Firman-Nya (فإن الله عدو للكافرين), pada kalimat ini (المظهر) atau hal yang jelas ditempatkan pada posisi yang samar (المضمر), di mana Dia tidak menyatakan (فإنه عدو) bahwa Dia adalah musuh melainkan Dia berkata lafaz ini. Sebagaimana dikatakan seorang penyair:

لَا أَرَى الموتَ يَسْبِقُ الموتَ شَيْءٌ ... نَغَّص الموتُ ذَا الْغِنَى وَالْفَقِيرَا ...

Artinya: “Aku tidak pernah melihat kematian itu didatangi oleh sesuatu, tetapi kematian itu mendatangi orang kaya dan miskin.”

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menampakkan nama-Nya dengan maksud untuk menegaskan makna di atas, sekaligus untuk menjelaskan dan memberitahukan kepada mereka bahwa siapa saja yang memusuhi wali Allah Ta’ala, maka sesungguhnya Allah Ta’ala adalah musuhnya, dan barangsiapa menjadi musuh-Nya, maka ia akan merugi di dunia dan akhirat. 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)