BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

وَلَتَجِدَنَّهُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٖ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٖ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ ٩٦

Artinya: “Dan sungguh kalian akan mendapati mereka, setamak-tamak manusia kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) daripada orang-orang musyrik. Masing-ma­sing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Firman-Nya (ولتجدنهم أحرص الناس على حياة) maksudnya, sepanjang umur mereka, karena mereka tahu bahwa tempat kembali mereka (di akhirat) itu sangat buruk dan kesudahan yang akan mereka alami sangat merugikan. Sebab dunia itu merupakan penjara bagi orang-orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Mereka mengangankan seandainya mereka dapat menghindari alam akhirat dengan segala macam cara. Padahal apa yang mereka hindari dan jauhi itu pasti akan mereka alami. Terhadap kehidupan duniawi ini, orang-orang Yahudi itu lebih rakus daripada orang-orang musyrik yang tidak memiliki kitab. Yang demikian itu merupakan ‘athaf khash (penyandaran yang khusus) kepada yang ‘amm (umum). Al-Hasan Al-Bashri mengatakan tentang firman-Nya ini, “Orang munafik itu lebih tamak terhadap kehidupan dunia daripada orang musyrik.”

Firman-Nya (ومن الذين أشركوا) menurut riwayat Ibnu Abi Hatim, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Orang-orang non-Arab.” Demikian halnya hadis yang diriwayatkan al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dari Sufyan Ats-Tsauri, dan ia mengatakan bahwa hadis ini sahih menurut persyaratan Al-Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya. Al-Hakim berkata bahwa kedua imam itu bersepakat atas sanad tafsir sahabat ini.

Firman-Nya (يود أحدهم) artinya, salah seorang dari kaum Yahudi, seperti yang ditujukan konteks ayat. Sedangkan menurut Abu Al-‘Aliyah: “Adalah salah seorang dari kaum Majusi. Dan ia akan kembali seperti semula, meski diberi umur seribu tahun.” Mujahid mengatakan: “Perbuatan dosa dijadikan hal yang mereka sukai sepanjang umur.”

Firman-Nya (وما هو بمزجزحه من العذاب أن يعمر) menurut Mujahid bin Ishak, dari Muhammad bin Abi Muhammad, dari Sa’id atau Ikrimah, dari Ibnu Abbas: “Maksudnya, umur panjang itu sama sekali tidak akan menyelamatkan mereka dari azab, karena orang musyrik tidak mengharapkan kebangkitan kembali setelah kematian, tetapi menginginkan umur panjang. Sedangkan orang Yahudi mengetahui kehinaan yang akan mereka terima di akhirat karena mereka menyia-nyiakan ilmu yang mereka miliki.” Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkata: “Yaitu orang-orang yang memusuhi Jibril.” Sedangkan Abu Al-‘Aliyah dan Ibnu Umar mengatakan: “Makna ayat ini adalah umur panjang tidak akan membantu dan menyelamatkan mereka dari azab.” Abd Ar-Rahman bin Zaid bin Aslam mengatakan: “Orang Yahudi itu lebih rakus terhadap kehidupan dunia ia daripada orang-orang musyrik, di mana mereka mengharapkan diberikan umur seribu tahun lagi. Namun umur panjang itu tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari azab. Sebagaimana umur panjang yang diberikan kepada Iblis tidak memberikan manfaat sama sekali kepadanya, karena ia kafir.”

Firman-Nya (والله بصير بما يعلمون) maksudnya, Allah Ta’ala mengetahui dan menyaksikan kebaikan dan keburukan yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya dan masing-masing akan diberikan balasan sesuai dengan amalannya.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)