BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٢٨٥
Artinya: “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya,’ dan mereka mengatakan: ‘Kami mendengar dan kami ta’at.’ (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.’”

Imam Al-Bukhari meriwayatkan, dari Ibnu Mas’ud, ia menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاه"
Artinya: “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah pada malam hari, maka kedua ayat ini mencukupinya.” (HR. Al-Bukhari 5008. Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh beberapa perawi lainnya)

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Abu Dzar, katanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ، لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِي"
Artinya: “Aku telah diberi beberapa ayat penutup Surah Al-Baqarah dari perbendaharaan di bawah ‘Arsy, yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku.” (HR. Ahmad 5/151. Hadis di atas juga diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih)

Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah, ia menceritakan:

لَمَّا أسْريَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْتُهِيَ بِهِ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى، وَهِيَ فِي السَّمَاءِ السَّادِسَةِ إِلَيْهَا يَنْتَهِي مَا يُعْرَج بِهِ مِنَ الْأَرْضِ فَيُقْبَض مِنْهَا، وَإِلَيْهَا يَنْتَهِي مَا يُهْبَطُ بِهِ مِنْ فَوْقِهَا فيُقْبَض مِنْهَا، قَالَ: {إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى} [النَّجْمِ: 16] ، قَالَ: فرَاش مِنْ ذَهَبٍ. قَالَ: وَأُعْطِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا: أعْطِيَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ، وأعْطِي خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، وَغُفِرَ لِمَنْ لَمْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ مِنْ أُمَّتِهِ شَيْئًا المُقْحَماتُ.
Artinya: “Ketika Rasulullah di perjalankan hingga sampai di Sidratul Muntaha, yang berada pada langit lapis ke tujuh. Padanya berakhir apa yang dibawa naik dari bumi, lalu ditahan. Dan padanya pula berakhir apa yang dibawa turun dari atasnya, lalu ditahan. Ia (Abdullah) berkata, (yaitu berkenaan dengan firman-Nya): “(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.” (QS. An-Najm: 16) Abdullah mengatakan, yaitu permadani dari emas. Lebih lanjut ia mengatakan, dan Rasulullah diberi tiga hal: shalat lima waktu, ayat-ayat penutup Surah Al-Baqarah, dan ampunan bagi umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun.” (HR. Muslim 173)

Abu Isa At-Tirmidzi meriwayatkan dari Nu’man bin Basyir, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

"إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يخلق السموات وَالْأَرْضَ بِأَلْفَيْ عَامٍ، أَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ خَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، وَلَا يُقْرَأْنَ فِي دَارٍ ثَلَاثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبُهَا شَيْطَانٌ"
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menuliskan sebuah kitab dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Darinya Dia menurunkan dua ayat yang dengan keduanya itu Dia menutup Surah Al-Baqarah. Dan tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah selama tiga hari, melainkan setan akan lari darinya.” (HR. At-Tirmidzi 2882 dan Hakim 1/562. Selanjutnya Imam At-Tirmidzi mengatakan, “Hadis ini berstatus gharib.” Hal yang senada juga diriwayatkan Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak, dari Hamad bin Salamah. Dan ia mengatakan, bahwa hadis tersebut sahih menurut persyaratan Muslim, namun Imam Muslim dan Imam Al-Bukhari tidak meriwayatkannya)

Firman-Nya (آمن الرسل بما أنزل إليه من ربه) ini adalah pemberitahuan mengenai diri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Firman-Nya (والمؤمنون) dihubungkan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Dan kemudian

Firman-Nya (كل آمنا بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرق بين أحد من رسله) dengan demikian, orang-orang mukmin mengimani bahwa Allah Ta’ala adalah Satu yang Esa, Sendiri dan Kekal, tidak ada Ilah yang haq selain diri-Nya, dan tidak ada Rabb melainkan hanya diri-Nya. Dan mereka membenarkan semua nabi dan rasul, kitab-kitab yang diturunkan dari langit kepada hamba-hamba-Nya yang diutus menjadi rasul dan nabi. Mereka tidak membedakan antara rasul yang satu dengan yang lainnya, sehingga mereka (tidak) hanya beriman kepada sebagian dan ingkar terhadap sebagian yang lain. Tetapi seluruh rasul dan nabi itu, menurut mereka adalah benar, baik, mendapat bimbingan dan memberi petunjuk kepada jalan kebaikan, meskipun sebagian rasul itu menghapus syariat sebagian rasul lainnya dengan seizin Allah, hingga akhirnya seluruh syariat mereka dihapus dengan syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai penutup para nabi dan rasul, dan hari kiamat akan terjadi pada masa syariatnya (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam), dan akan tetap ada segolongan dari umatnya yang senantiasa berpegang teguh dan menetapi kebenaran.

Firman-Nya (وقالوا سمعنا وأطعنا) maksudnya, kami mendengar firman-Mu, ya Rabb kami, memahami dan mengamalkannya sesuai dengan tuntunannya.

Firman-Nya (غفرافك ربنا) ini merupakan permohonan ampun, rahmat, dan betas kasih. Firman-Nya (وإليك المصير) maksudnya, Dia-lah tempat kembali pada hari perhitungan.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)