BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ ١٨٦
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintab)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Asbabun Nuzul ayat ini adalah: “Turun berkenaan dengan datangnya seorang Arab Badui kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bertanya: “Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat menujat atau memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam, hingga turunnya ayat ini sebagai jawabannya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardawaid, Abusy Syaikh, dan lain-lain dari beberapa jalan, dari Jarir bin Abdil Hamid, dari Abdah As-Sajastani, dari Ash-Shalt bin Hakim bin Mu’awiyah bin Jayyidah, dari bapaknya, yang bersumber dari datuknya)

Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Turun sebagai jawaban terhadap beberapa sahabat yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Di manakah Rabb kita?” (Diriwayatkan oleh Abd Ar-Razzaq dari Al-Hasan. Hadis ini mursal, tetapi ada beberapa sumber yang memperkuatnya)

Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Turun berkenaan dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa karena Allah telah berfirman dalam Surah Al-Mukmin ayat 60.” Berkatalah salah satu dari mereka: “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah Tuhan mendengar doa kita, atau bagaimana?” Sebagai jawabannya turunlah ayat ini.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir yang bersumber dari Ali)

Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Setelah turun Surah Al-Mukmin ayat 60, para sahabat tidak mengetahui bilamana waktu yang tepat untuk berdoa. Maka turunlah ayat ini.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Atha’ bin Abi Rabah)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, ia menceritakan, ketika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu peperangan, kami tidak mendaki tanjakan, menaiki bukit, dan menuruni lembah melainkan dengan mengumandangkan takbir. Kemudian beliau mendekati kami dan bersabda:

"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أرْبعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ؛ فإنَّكم لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا، إِنَّمَا تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا، إِنَّ الذِي تَدْعُونَ أقربُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ عُنُق رَاحِلَتِهِ. يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ، أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَةً مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ؟ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالْلَّهِ"
Artinya: “Wahai sekalian manusia, sayangilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo’a kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdo’a kepada Rabb yang Mahamendengar lagi Mahamelihat. Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepada seorang di antara kalian dari pada leher binatang tunggangannya. Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau aku ajari sebuah kalimat yang termasuk dari perbendaharaan surga? Yaitu: (لا حول ولا قوة إلا بالله) yang artinya tiada daya dan kekuatan melainkan hanya karena pertolongan Allah.” (HR. Ahmad: 4/402. Hadis tersebut diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim serta beberapa periwayat lainnya, dari Abu Utsman An-Nahdi)

Berkenaan dengan ini Ibnu Katsir mengatakan, bahwa hal itu sama seperti firman Allah Ta’ala dalam Surah An-Nahl ayat 128 yang artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” Juga firman-Nya kepada Musa dan Harun dalam Surah Thaahaa ayat 46 yang artinya: “Sesungguhnya Aku beserta kalian berdua, Aku mendengar dan melihat.” Maksudnya, bahwa Allah Ta’ala tidak menolak dan mengabaikan doa seseorang, tetapi sebaliknya Dia Mahamendengar doa. Ini merupakan anjuran untuk senantiasa berdoa, dan Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya. Imam Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"يُسْتَجَاب لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجل، يَقُولُ: دعوتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي"
Artinya: “Akan dikabulkan do’a salah seorang di antara kalian selama ia tidak minta dipercepat, yaitu ia mengatakan, Aku sudah berdo’a, tetapi tidak dikabulkan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim: 684 dan Malik: 1/213)

Dalam Shahih Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ". قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الاستعجال؟ قال: "يقول: قد دعوتُ، وَقَدْ دَعَوتُ، فَلَمْ أرَ يستجابُ لِي، فَيَسْتَحسر عِنْدَ ذَلِكَ، وَيَتْرُكُ الدُّعَاءَ"
Artinya: “Tetap dikabulkan doa seorang hamba, selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (silaturrahmi) dan selama tidak minta dipercepat.” Ada seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?” Beliau pun menjawab, “(Yaitu) ia berkata, Aku sudah berdoa dan terus berdoa tetapi belum pernah aku melihat doaku dikabulkan. Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdoa lagi.” (HR. Muslim: 2735)

Dalam penyebutan ayat yang menganjurkan untuk senantiasa berdoa, disela-sela hukum puasa tersebut di atas, terdapat bimbingan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa ketika menggenapkan bilangan hari-hari puasa, bahkan setiap kali saat berbuka puasa. Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad dan Sunan At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah, katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حتى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ دُونَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَيَقُولُ: بعزتي لأنصرنك ولو بعد حين"
Artinya: “Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: Penguasa yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka, dan doa orang yang didhalimi. Allah akan menaikkan doanya tanpa terhalang awan mendung pada hari kiamat dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, ‘Demi kemuliaan-Ku, Aku pasti menolongmu meskipun beberapa saat lagi.’” (HR. Ahmad: 2/445, At-Tirmidzi: 3598, Ibnu Majah: 1752)


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)