BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَشۡتَرُونَ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلًا أُوْلَٰٓئِكَ مَا يَأۡكُلُونَ فِي بُطُونِهِمۡ إِلَّا ٱلنَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ ١٧٤
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang Amat pedih.”

Asbabun Nuzul ayat ini adalah: “Ayat ini diturunkan tentang kebiasaan kaum Yahudi yang suka menyimpang dari ajaran yang sebenarnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah)

Asbabun Nuzul lainnya adalah: “Bahwa turunnya ayat ini dalam peristiwa pemimpin dan ulama Yahudi biasa mendapat persembahan dan sanjungan rakyat bawahannya. Mereka mengharap agar nabi yang diutus itu diangkat dari kalangan mereka. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diutus bukan dari kalangan Yahudi, mereka takut kehilangan sumber keuntungan, kedudukan dan pengaruh. Mereka mengubah sifat-sifat Muhammad yang ada di dalam Kitab Taurat, dan mengumumkan kepada para pengikutnya dengan berkata: “Inilah sifat nabi yang akan keluar di akhir zaman, dan tidak sama dengan sifat Muhammad ini.” (Diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Al-Kalbi, dari Abu Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Firman-Nya (إن الذين يكتمون ماأنزل الله من الكتاب ويشترون به ثمنا قليلا), artinya orang-orang Yahudi yang menyembunyikan sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang terdapat dalam kitab-kitab yang berada di tangan mereka, seperti sifat-sifat yang membuktikan kerasulan dan kenabiannya. Mereka menyembunyikannya agar kepemimpinan mereka tidak hilang serta hadiah dan pemberian yang diterimanya dari masyarakat Arab sebagai penghormatan terhadap nenek moyang mereka tidak lenyap begitu saja, tetapi mereka tak berhasil dan merugi di dunia dan akhirat, serta mendapatkan kemurkaan yang berlipat ganda. Allah mencela mereka mereka dalam kitabnya dalam beberapa surat, di antaranya adalah ayatnya ini. Firman-Nya (ثمنا قليلا), yaitu berupa harta benda dan kehidupan dunia.

Firman-Nya (أولئك ما يأكلون في بطونهم إلا النار), maksudnya apa yang mereka makan tersebut sebenarnya merupakan balasan atas perbuatan mereka menyembunyikan kebenaran, yaitu berupa api yang menyala-nyala di dalam perut mereka pada hari kiamat kelak. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah An-Nisaa’ ayat 10 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"الَّذِي يَأْكُلُ أو يشرب في آنية الذهب وَالْفِضَّةِ، إِنَّمَا يُجَرْجرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ"
Artinya: “Sesungguhnya orang yang makan dan minum dalam bejana emas dan perak, sebenarnya ia menelan api neraka Jahanam ke dalam perutnya.” (HR. Al-Bukhari: 5634 dan Muslim: 2065) Firman-Nya (ويكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم), yang demikian itu karena Allah Ta’ala sangat murka kepada mereka sebab mereka menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahuinya. Sehingga dengan itu mereka berhak mendapatkan kemurkaan. Maka Allah Ta’ala tidak melihat ke arah mereka dan tidak pula menyucikannya, artinya Dia tidak memuji dan menyanjung mereka melainkan mengadzab mereka dengan adzab yang sangat pedih.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)