BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

ÙˆَÙ…ِÙ†َ ٱلنَّاسِ Ù…َÙ† ÙŠَتَّØ®ِØ°ُ Ù…ِÙ† دُونِ ٱللَّÙ‡ِ Ø£َندَادٗا ÙŠُØ­ِبُّونَÙ‡ُÙ…ۡ ÙƒَØ­ُبِّ ٱللَّÙ‡ِۖ ÙˆَٱلَّØ°ِينَ Ø¡َامَÙ†ُÙˆٓاْ Ø£َØ´َدُّ Ø­ُبّٗا Ù„ِّÙ„َّÙ‡ِۗ ÙˆَÙ„َÙˆۡ ÙŠَرَÙ‰ ٱلَّØ°ِينَ ظَÙ„َÙ…ُÙˆٓاْ Ø¥ِØ°ۡ ÙŠَرَÙˆۡÙ†َ ٱلۡعَØ°َابَ Ø£َÙ†َّ ٱلۡÙ‚ُÙˆَّØ©َ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ جَÙ…ِيعٗا ÙˆَØ£َÙ†َّ ٱللَّÙ‡َ Ø´َدِيدُ ٱلۡعَØ°َابِ ١٦٥
Artinya: “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).”

Firman-nya (ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله), Allah Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang musyrik di dunia dan siksaan yang akan mereka terima di akhirat kelak atas perbuatan mereka menjadikan sekutu dan tandingan bagi-Nya yang mereka jadikan sebagai sesembahan selain Allah Ta’ala dan mereka mencintainya seperti mencintai Allah Ta’ala. Padahal Dia adalah Allah Ta’ala, tiada Ilah yang hak selain Dia, yang tiada tandingan dan sekutu bagi-Nya. Dalam Kitab Sahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Masud, ia menceritakan, aku pernah bertanya:

ÙŠَا رَسُولَ اللَّÙ‡ِ، Ø£َÙŠُّ الذَّÙ†ْبِ Ø£َعْظَÙ…ُ؟ Ù‚َالَ: "Ø£َÙ†ْ تَجْعَÙ„َ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ Ù†ِدًّا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ خلَÙ‚َÙƒ"
Artinya: “Ya Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?” Beliau menjawab: “Engkau membuat tandingan (sekutu) bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu.” (HR. Al-Bukhari: 4477 dan Muslim: 68)

Firman-Nya (والذين آمنوا أشد حبا لله), artinya karena kecintaan mereka kepada Allah Ta’ala dan kesempurnaan pengetahuan mengenai diri-Nya serta pengesaan mereka kepada-Nya, mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, sebaliknya mereka hanya beribadah kepada-Nya semata, bertawakal kepada-Nya, dan kembali kepada-Nya dalam segala urusan mereka.

Firman-Nya (ولو يرى الذين ظلموا إذ يرون العذاب أن القوة لله جميعا), setelah itu Allah Ta’ala mengancam orang-orang yang berbuat syirik dan mendhalimi diri mereka sendiri dengan perbuatan itu. Sebagian ulama mengatakan, maksud firman-Nya ini, bahwa hukum itu hanya milik-Nya semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya.

Firman-Nya (وأن الله شديد العذاب), artinya seandainya mereka mengetahui apa yang akan mereka lihat di sana secara nyata dan apa yang akan ditimpakan kepada mereka berupa azab yang menakutkan dan mengerikan akibat kemusyrikan dan kekufuran mereka, niscaya mereka akan segera mengakhiri dan menghentikan kesesatan yang mereka kerjakan.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)