BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

أَوَ كُلَّمَا عَٰهَدُواْ عَهۡدٗا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٞ مِّنۡهُمۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ١٠٠

Artinya: “Patutkah (mereka ingkar kepada ayat­-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman.”

Asbabun Nuzul ayat ini yaitu: “Malik bin Ash-Shaif menerangkan, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diutus dan diingatkan kepada mereka (kaum Yahudi) akan janji mereka (untuk beriman kepada Allah Ta’ala) dan apa yang dijanjikan Allah Ta’ala kepada mereka (dalam Taurat tentang akan diutusnya Muhammad sebagai nabi), kaum Yahudi berkata: “Demi Allah, tidak pernah kami dijanjikan sesuatu tentang Muhammad, dan kami tidak pernah berjanji apa-apa.” Maka turunlah ayat ini, 100-101.

Firman-Nya (أوكلما عاهدوا عهدا نبذه فريق منهم), ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diutus dan beliau mengingatkan orang-orang Yahudi dan janji mereka kepada Allah Ta’ala serta perintah-Nya kepada mereka agar mereka beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Malik bin Shaif berkata, “Demi Allah, Allah tidak memerintahkan kami untuk beriman kepada Muhammad dan Allah juga tidak mengambil janji dari kami (untuk hal itu).” Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini. Kata (النبذ) itu berarti melempar dan mencampakkan. Bertolak dari hal tersebut, kurma dan anggur yang ditaruh di air disebut (نبيذ). Abu Aswad Ad-Duali pernah berkata:

نظرتُ إِلَى عُنْوَانِهِ فنبذْتُه كَنَبْذِكَ نَعْلا أخْلقَتْ مِنْ نعَالك
 Artinya: “Aku melihat ke alamatnya lalu mencampakkannya, seperti engkau mencampakkan sandalmu yang telah rusak.”

Firman-Nya (بل أكثرهم لا يؤمنون), Al- Hasan Al-Bashri mengatakan, “Memang benar, tidak ada perjanjian yang mereka adakan melainkan mereka membatalkan dan melemparkannya, hari ini mereka berjanji, esok dibatalkannya.” As-Suddi berkata, “Mereka tidak beriman kepada apa yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” Dan Qatadah berkata, “Segolongan mereka melemparkannya”, maksudnya, segolongan mereka membatalkannya.

Ibnu Katsir mengatakan: “Allah Ta’ala mencela kaum Yahudi karena mereka telah mencampakkan berbagai perjanjian, yang Dia meminta mereka agar berpegang teguh padanya serta menunaikan hak-hak-Nya. Oleh karena itu pada ayat berikutnya Allah Ta’ala mengungkapkan kedustaan mereka terhadap Rasul yang diutus kepada mereka dan kepada seluruh umat manusia, yang di dalam kitab-kitab mereka sudah tertulis mengenai sifat-sifat dan berita-berita mengenainya. Dan melalui kitab-kitab tersebut mereka telah diperintah untuk mengikuti, mendukung dan menolongnya sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-A’raaf ayat 157 yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.” 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)