BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
 

حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ»

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’aib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zanad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maka demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya dan anaknya”.”

PENJELASAN DALAM KITAB FATHU AL-BARIY

Maksud bab ini adalah kapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dicintai, walaupun sebenarnya mencintai semua utusan Allah Ta’ala adalah sebagian dari iman, akan tetapi kecintaan yang paling besar dikhususkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafaz kalimat (والذي نفسي بيده) (Demi diriku yang berada dalam kekuasaan-Nya) adalah ungkapan sumpah. Ungkapan ini menunjukkan diperbolehkannya bersumpah terhadap sesuatu, yang penting untuk menguatkannya.

Lafaz kalimat (من والده وولده) (Dari kedua orang tua dan anaknya). Kata “kedua orang orang” disebutkan terlebih dahulu, karena setiap anak pasti mempunyai orang tua dan tidak sebaliknya, setiap orang tua mempunyai anak. Sedangkan dalam hadis riwayat An-Nasai dari Anas kata “anak” disebutkan terlebih dahulu, hal ini dikarenakan orang tua lebih mencintai anaknya daripada anak mencintai orang tuanya. 

PEMBAHASAN LENGKAP SYARAH KUTUB HADIS


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)