BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ القُرَشِيُّ ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ»

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Yahya bin Sa’id Al-Qurasyi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami bapakku berkata, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Burdah bin Abdullah bin Abu Burdah dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata: ‘Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Siapa yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya”.”

PENJELASAN DARI KITAB FATHU AL-BARIY

Apabila ada pertanyaan, “Kata (الإسلام) di sini adalah memakai bentuk tunggal, sedang kata yang datang setelah kata (أي) harus bentuk plural.” Jawabannya adalah bahwa dalam hadis ini ada bagian kata yang dihapus, karena kalimat yang sebenarnya adalah (أي ذوي الإسلام). Pengertian seperti ini diperkuat dengan adanya riwayat Muslim yang menggunakan redaksi (أي المسلمين أفضل) (Orang-orang Islam bagaimanakah yang paling afdhal?). jika kedua redaksi di atas diformulasikan, maka keutamaan seorang Muslim akan dapat dicapai dengan melakukan salah satu sifat atau hal-hal yang disebutkan dalam hadis tersebut.

Pengertian seperti ini menajdi lebih baik dari pengertian yang dikemukakan oleh sejumlah penyarah yang menyatakan bahwa maksud pertanyaan dalam hadis ini adalah (أي خصال الإسلام). Menurut kami, pengertian seperti inilah yang paling tepat, karena dengan pengertian seperti ini akan timbul pertanyaan lain, seperti menanyakan tentang “karakter Islam yang utama”, tetapi dijawab dengan orang yang mempunyai karakter tersebut. Apakah hikmah dari bentuk pertanyaan dan jawaban seperti ini? Jawabnya, mungkin bentuk pertanyaan seperti ini mengikuti gaya bahasa Al-Quran, sebagaimana firman-Nya: “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan? Jawablah, “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat.”

Dengan pengertian seperti itu, kita tidak lagi membutuhkan penakwilan. Jika karakter kaum Muslimin yang berhubungan dengan Islam lebih utama dari sebagian karakter yang lain, maka tampak jelas bagi kita korelasi hadis ini dengan hadis sebelumnya yang disebutkan Imam Al-Bukhari tentang perkara iman, di mana beliau menyebutkan bahwa iman dapat bertambah dan berkurang, karena iman dan Islam merupakan dua sinonim yang sama.

PEMBAHASAN LENGKAP SYARAH KUTUB HADIS


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)