(1) Pengertian Qadhiyyah & Sur; (2) Pembagiannya: Hamliyyah & Syarthiyyah; (3) Qadhiyyah Hamliyyah: Unsur-Unsur di Dalamnya, Pembagian Berdasarkan Mahmul & Kualitasnya (Mujabah & Salibah), Pembagian Berdasarkan Bentuk Maudhu’-nya (Syakhsyiyyah/Makhshushah, Thabi’iyyah, Muhmalah, Mahshurah), Sur dalam Qadhiyyah Hamliyyah Mahshurah, Pembagian Qadhiyyah Menjadi Ma’dulah/’Udul & Muhashshalah/Tahshil, Qadhiyyah Muwajjahah (Jenis-Jenisnya, Pembagiannya); (4) Qadhiyyah Syarthiyyah: Muttashilah (Unsur-Unsurnya, Pembagian Berdasarkan Mahmul & Kualitasnya, Pembagian Berdasarkan Keadaan & Audha’-nya, Pembagian Berdasarkan Adanya Relasi atau Tidak) (Luzumiyyah, Ittifaqiyyah), Pembagian Berdasarkan Penggunaan Adat Sur), Munfashilah (Pembagian Berdasarkan Keadaan & Waktunya, Pembagian Berdasarkan Kemungkinan Menggabungkan Kedua Qadhiyyah-nya atau Memisahkannya atau Tidak Memungkinkan Kedua Hal Tersebut) (Bentuk Pembagian Sebelumnya: ‘Inadiyah & Ittifaqiyah) & Qadhiyyah Syarthiyyah Munfashilah yang Memiliki Banyak Bagian & Sur Baik Qadhiyyah Syarthiyyah Muttashilah maupun Munfashilah; (5) Tenggelamnya Dua Tharf Dalam Qadhiyyah: Mujabah Kulliyyah, Salibah Kulliyyah, Mujabah Juz’iyyah & Salibah Juz’iyyah.
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
BAB 14 : QADHIYYAH/PROPOSITION (القضية) I. PENGERTIAN QADHIYYAH & SUR (تعريف القضية والسور) Qadhiyyah, jamaknya adalah Qadhaya (القضايا), yaitu (كل مركب تام احتمل الصدق والكذب) setiap yang tersusun sempurna, mengandung kemungkinan benar/jujur dan salah/bohong. Qadhiyyah dan Khabar bermakna satu. Sur/Quantifier (السور) adalah (الدلالة على الكلية والجزئية) kata pembilang yang menunjukkan kuantitas kadar jumlah personal suatu subjek dan menunjukkan keuniversalan atau keparsialan. II. PEMBAGIANNYA (أقسامها) Qadhiyyah Hamliyyah/Predicative Proposition (القضية الحملية), yaitu (ما خلت من أداة الشرط) suatu Qadhiyyah yang tidak ada Adat Syarth. Atau pengertian lainnya (ما حكم فيها بثبوت شيء لشيء أو نفيه عنه) suatu perkara yang ditetapkan hukumnya dengan adanya keterkaitan antar perkara dengan perkara lainnya atau tidak. Qadhiyyah Syarthiyyah/Conditional Proposition (القضية الشرطية), yaitu (ما اشتملت على أداة الشرط) Qadhiyyah yang tercakup pada Adat Syarth. Atau (ما حكم فيها بوجود نسبة بين قضية وأخرى أو لا وجودها) Qadhiyyah yang menerangkan ketergantungannya suatu hukum, di mana ketetapan suatu hukum tersebut digantungkan oleh adanya suatu hukum yang lain. III. QADHIYYAH HAMLIYYAH (القضية الحملية) Unsur-Unsur dalam Qadhiyyah Hamliyyah: Maudhu’/Subjek (موضوع), yaitu bagian klausa yang menandai apa yang yang dikatakan oleh pembicara. Dalam ilmu Nahwu disebut juga Mubtada’, Fa’il atau Mahkum ‘Alaih (dari segi proses pengambilan keputusan). Mahmul/Predikat (محمول), yaitu bagian kalimat yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek. Dalam Ilmu Nahwu disebut juga Khabar, Fi’il atau Mahkum Bih (dari segi proses pengambilan keputusan). Nisbah/Rabith/Penghubung (نسبة أو رابط), yaitu berupa kata ganti yang menghubungkan antara subjek dan predikat. Contoh: Qadhiyyah (الدين هو النصيحة). Lafaz (الدين) adalah Maudhu’/Mubtada’ dan (النصيحة) adalah Mahmul/Khabar, sedangkan (هو) adalah Rabith/penghubung. Hukm (حكم), yaitu pengetahuan bahwa Nisbah terjadi, apabila dalam Qadhiyyah Mujabah, dan tidak terjadi apabila dalam Qadhiyyah Salibah. Pembagian berdasarkan Mahmul dan kualitasnya: Mujabah/Affirmative (موجبة), yaitu (ما حكم فيها بثبوت المحمول للموضوع) perkara yang dihukumi dalamnya dengan tetapnya Mahmul bagi Maudhu’. Contoh: (آفة العلم النسيان). Salibah/Negative (سالبة), yaitu (ما حكم فيها بنفي المحمول عن الموضوع) perkara yang dihukumi dalamnya dengan penafikan Mahmul atas Maudhu’. Contoh: (الكاذب ليس بمؤتمن) – (البخيل لا يسود). Pembagian berdasarkan bentuk Maudhu’-nya: Syakhshiyyah/Makhshushah/Individual (شخصية أو مخصوصة), yaitu (ما كان موضوعها جزئيا من أحد المعارف) Qadhiyyah yang Maudhu’-nya berupa bagian tertentu dari salah satu isim-isim Ma’rifah dan menetapkan terjadinya ketetapan hukumnya. Pembagiannya: Pembagian pertama: Mujabah. Contoh: (زيد غني) Zaid kaya. Salibah. Contoh: (زيد ليس بغني) Zaid bukan orang kaya. Pembagian kedua: Syakhshiyyah Maudhu’ (شخصية الموضوع فقط). Contoh: (زيد غني) Syakhshiyyah Maudhu’ & Mahmul (شخصية الموضوع والمحمول فقط). Contoh: (زيد هو أبو عبد الله) – (أبو حفص هو عمر). Thabi’iyyah (طبيعية), yaitu (ماكان موضوعها كليا وحكم فيها على الماهية بقطع النظر عن الأفراد) Qadhiyyah yang Maudhu’-nya berupa lafaz Kulliy dan dihukumi di dalamnya atas esensinya dengan ketelitian pengamatan terhadap individu-individunya. Qadhiyyah ini jarang sekali digunakan dalam suatu cabang ilmu, maka oleh karena itu jarang dibahas dalam ilmu Mantiq. Contoh: Mujabah. Contoh: (المعدن جنس والحيوان جنس والإنسان نوع والناطق فصل والضاحك خاصة والماشي عرض عام) Logam itu Jinis, hewan itu Jinis, manusia itu Nau’, berpikir itu Fashl, tertawa itu Khashshash, berjalan itu ‘Aradh ‘Am. Salibah. Contoh: (المعدن ليس بنوع والإنسان ليس بخاصة والناطق ليس بجنس والضاحك ليس بعرض عام) Logam bukanlah Nau’, manusia bukanlah Khashshash, berpikir bukanlah Jinis dan tertawa bukanlah ‘Aradh ‘Am. Muhmalah/Indefinite (مهملة), yaitu (ما كان موضوعها كليا ولم تسور بسور) Qadhiyyah yang Maudhu’-nya berupa Kulliy tetapi Mahmul-nya belum tentu ada pada semua atau sebagian Maudhu’-nya. Atau (ما كان موضوعها كليا ولم يبين فيها الكمية) Qadhiyyah yang Maudhu’-nya berupa Kulliy dan tidak dijelaskan di dalamnya jumlah/kuantitasnya. Pembagiannya: Mujabah. Contoh: (عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مَنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ) musuh yang pintar lebih baik daripada teman yang bodoh. Lainnya: (الإنسان كاتب) manusia itu penulis. Salibah. Contoh: (المؤمن لا يكذب) orang Mukmin itu tidak berbohong. Mahshurah/Definitive (محصورة), yaitu (ما كان موضوعها كليا وبين فيها الكمية) Qadhiyyah yang Maudhu’-nya berupa lafaz Kulliy dan menjelaskan di dalamnya jumlah/kuantitasnya. Pembagiannya: Kuliyyah/General (كلية), yaitu (ما كان موضوعها كليا وسورت بالسور الكلي) Maudhu’-nya berupa lafaz Kulliy sedangkan Mahmul-nya ada pada semua Maudhu’-nya. Pembagiannya berdasarkan Maudhu’-nya: Mujabah (موجبة), dimulai dengan Sur/Quantifier lafaz (كل). Contoh: (كل نام محتاج إلى الغذاء) semua makhluk yang berkembang membutuhkan makanan. Salibah (سالبة), tidak dimulai dengan Sur/Quantifier lafaz (كل), maka dimulai dengan (لا شيء) tidak ada sesuatu apapun. Contoh: (لا شيء من النامي بجماد) Tidak ada sesuatu apapun dari makhluk yang berkembang dari benda mati. Juziyyah/Particular (جزئية), yaitu (ما كان موضوعها كليا وسورت بالسور الجزئي) Maudhu’-nya berupa lafaz Kulliy sedangkan Mahmul-nya ada pada sebagian Maudhu’-nya. Pembagiannya: Mujabah (موجبة), dimulai dengan Sur lafaz (بعض) sebagian. Contoh: (بعض المعدن ذهب) sebagian barang tambang itu emas. Salibah (سالبة), dimulai dengan Sur lafaz (بعض ... ليس) sebagian ... bukan. Contoh: (بعض الحيوان ليس بإنسان) sebagian hewan bukanlah manusia. Sur dalam Qadhiyyah Hamliyyah Mahshurah: Sur Mujabah Kulliyyah/Quantifier of General Affirmative (سور الموجبة الكلية), yaitu (كل ما يدل على ثبوت المحمول لجميع أفراد الموضوع) setiap yang menunjukkan kepada tetapnya Mahmul untuk seluruh Afrad Maudhu’. Contoh: (كل – جميع – عامة – أل الاستغراق). Sur Mujabah Juz’iyyah/Quantifier of Particular Affirmative (سور الموجبة الجزئية), yaitu (كل ما يدل على ثبوت المحمول لبعض أفراد الموضوع) setiap yang menunjukkan kepada tetapnya Mahmul untuk sebagian Afrad Maudhu’. Contoh: (بعض – قليل – معظم – كثير - أكثر). Sur Salibah Kulliyah/Quantifier of General Negative (سور السالبة الكلية), yaitu (كل ما يدل على سلب المحمول عن جميع أفراد الموضوع) setiap yang menunjukkan kepada peniadaan Mahmul untuk seluruh Afrad Maudhu’. Contoh: (لا واحد – لا شيء). Sur Salibah Juz’iyyah/Quantifier of Particular Negative (سور السالبة الجزئية), yaitu (كل ما يدل على سلب المحمول عن بعض أفراد الموضوع) setiap yang menunjukkan kepada peniadaan Mahmul untuk seluruh Afrad Maudhu’. Contoh: (ليس بعض – ليس كل – بعض ليس - ماكل). Pembagian Qadhiyyah menjadi Ma’dulah/‘Udul & Muhashsalah/Tahshil (العدول والتحصيل) Ma’dulah/‘Udul (معدولة أو عدول), yaitu apabila huruf Salibah merupakan bagian dari Maudhu’ (اللاحي جماد) atau Mahmul (الجماد لا عالم) atau bagian dari keduanya semua, baik Mujabah atau Salibah. Muhashshalah/Tahshil (محصلة أو تحصيل), yaitu apabila tidak merupakan bagian dari Maudhu’ atau Mahmul. Jika Mujabah dinamakan Muhashshalah (محصلة), jika Salibah dinamakan Basithah (بسيطة). Mujabah meskipun kedua Tharf-nya ‘Adamiy. Contoh: (كل ما ليس بحي فهو لا عالم) Semua yang tidak hidup, maka tidak disebut alam. Salibah meskipun kedua Tharf-nya Wujudiy. Contoh: (لا شيء من المتحرك بساكن) Tidak ada sesuatu apa pun yang bergerak itu diam. Qadhiyyah Muwajjahah (القضية الموجهة), yaitu mengharuskan untuk menisbatkan Mahmul ke Maudhu’ dari sisi kualitas, baik Mujabah atau Salibah. Kualitas ini dinamakan unsur/materi Qadhiyyah (مادة القضية). Lafaz yang menunjukkan kepada Qadhiyyah dinamakan arah Qadhiyyah (جهة القضية). Jenis-jenis Qadhiyyah Muwajjahah: Dharuriyat (الضروريات), yaitu (ما كانت صفة نسبتها الضرورة) apabila sifat pernisbatannya suatu yang berkelaziman/berkeharusan/berkebutuhan. Muthlaqat (المطلقات), yaitu (ما كانت صفة نسبتها الإطلاق) apabila sifat pernisbatannya suatu yang mutlak. Mumkinat (الممكنات), yaitu (ما كانت صفة نسبتها الإمكان) apabila sifat pernisbatannya suatu yang berkemungkinan. Dawa’im (الدوائم), yaitu (ما كانت صفة نسبتها الدوام) apabila sifat pernisbatannya suatu yang berkelanjutan/berkesinambungan/berkeselaluan. Pembagian Qadhiyyah Muwajjahah, yaitu Basithah dan Murakkab. Basithah adalah Qadhiyyah yang hakekatnya positif saja atau negatif saja. Murakkab adalah Qadhiyyah yang hakekatnya tersusun dari positif dan negatif secara bersamaan. Pertama: Dharuriyat Basa’ith (الضروريات البسائط) (الضرورة المطلقة), yaitu (التي يحكم فيها بضرورة ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه ما دام ذات الموضوع موجودة) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kelaziman akan tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaan Mahmul untuk Maudhu’ selama esensi Maudhu’ masih ada. Contoh: Mujabah/Tsubut: (بالضرورة كل إنسان حيوان) suatu kelaziman, semua manusia itu hewan. Salibah: (بالضرورة لا شيء من الإنسان بحجر) suatu kelaziman, tidak ada satu pun manusia itu batu. (المشروطة العامة), yaitu (التي يحكم فيها بضرورة ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه بشرط وصف الموضوع) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kelaziman tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya dengan syarat deskripsi sifat Maudhu’. Contoh: Mujabah/Tsubut: (بالضرورة كل كاتب متحرك الأصابع مادام كاتبا) suatu kelaziman, semua penulis menggerakkan jari-jari selama ia itu penulis. Salibah: (بالضرورة لا شيء من الكاتب بساكن الأصابع مادام كاتبا) suatu kelaziman, tidak ada satu pun dari penulis yang diam jari-jarinya selama ia itu penulis. (الوقتية المطلقة), yaitu (التي يحكم فيها بضرورة ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه في وقت معين من أوقات وجود الموضوع مع قيد اللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kelaziman tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya dalam waktu yang ditentukan dari waktu-waktu keberadaan Maudhu’ disertai dengan pengikat La Dawan/tidak selamanya sesuai dengan esensinya. Contoh: Mujabah: (بالضرورة كل قمر منخسف وقت حيلولة الأرض بينه وبين الشمس لا دائما) suatu kelaziman, semua bulan itu tenggelam/hilang pada waktu bergesernya bumi di antara bulan dan matahari, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Mujabah Waqtiyyah Muthlaqah dan Salibah Muthlaqah ‘Ammah. Salibah: (بالضرورة لا شيء من القمر بمنخسف وقت التربيع لا دائما) suatu kelaziman, tidak satu pun dari bulan itu tenggelam/hilang pada waktu musim semi, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Salibah Waqtiyyah Muthlaqah dan Mujabah Muthlaqah. (المنتشرة المطلقة), yaitu (التي يحكم فيها بضرورة ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه في وقت غير معين من أوقات وجود الموضوع مقيدا باللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kelaziman tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya pada waktu yang tidak ditentukan dari waktu-waktu keberadaan Maudhu’ dengan diikat La Dawam/tidak selamanya sesuai dengan esensinya. Contoh: Mujabah: (بالضرورة كل إنسان متنفس في وقت مالا دائما) suatu kelaziman, semua manusia itu bernafas dalam suatu waktu, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Muthlaqah dan Salibah Muthlaqah ‘Ammah. Salibah: (بالضرورة لا شيء من الإنسان بمتنفس في وقت مالا دائما) suatu kelaziman, tidak satu pun manusia itu bernafas dalam suatu waktu, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Salibah Munasysyarah Muthlaqah dan Mujabah Muthlaqah ‘Ammah. Kedua: Dharuriyat Murakkabah (الضروريات المركبة) (المشروطة الخاصة), yaitu (المشروطة العامة مع قيد اللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah bersyarat umum disertai pengikat La Dawam/tidak selamanya sesuai dengan esensinya. Contoh: Mujabah: (بالضرورة كل كاتب متحرك الأصابع مادام كاتبا لا دائما) suatu kelaziman, semua penulis menggerakkan jari-jarinya selama ia itu penulis, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Mujabah Masyruthah ‘Ammah dan Salibah Muthlaqah ‘Ammah. Salibah: (بالضرورة لا شيء من الكاتب بساكن الأصابع مادام كاتبا لا دائما) suatu kelaziman, tidak ada satupun penulis yang diam jari-jarinya selama ia itu penulis, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Salibah Masyruthah ‘Ammah dan Mujabah Muthlaqah ‘Ammah. (الوقتية المطلقة), yaitu (التي يحكم فيها بضرورة ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه في وقت معين من أوقات وجود الموضوع مع قيد اللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kelaziman tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya dalam waktu yang ditentukan dari waktu-waktu keberadaan Maudhu’ disertai dengan pengikat La Dawan/tidak selamanya sesuai dengan esensinya. Contoh: Mujabah: (بالضرورة كل قمر منخسف وقت حيلولة الأرض بينه وبين الشمس لا دائما) suatu kelaziman, semua bulan itu tenggelam/hilang pada waktu bergesernya bumi di antara bulan dan matahari, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Mujabah Waqtiyyah Muthlaqah dan Salibah Muthlaqah ‘Ammah. Salibah: (بالضرورة لا شيء من القمر بمنخسف وقت التربيع لا دائما) suatu kelaziman, tidak satu pun dari bulan itu tenggelam/hilang pada waktu musim semi, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Salibah Waqtiyyah Muthlaqah dan Mujabah Muthlaqah. (المنتشرة المطلقة), yaitu (التي يحكم فيها بضرورة ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه في وقت غير معين من أوقات وجود الموضوع مقيدا باللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kelaziman tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya pada waktu yang tidak ditentukan dari waktu-waktu keberadaan Maudhu’ dengan diikat La Dawam/tidak selamanya sesuai dengan esensinya. Contoh: Mujabah: (بالضرورة كل إنسان متنفس في وقت مالا دائما) suatu kelaziman, semua manusia itu bernafas dalam suatu waktu, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Muthlaqah dan Salibah Muthlaqah ‘Ammah. Salibah: (بالضرورة لا شيء من الإنسان بمتنفس في وقت مالا دائما) suatu kelaziman, tidak satu pun manusia itu bernafas dalam suatu waktu, tidak selamanya. Disusun dari Qadhiyyah Salibah Munasysyarah Muthlaqah dan Mujabah Muthlaqah ‘Ammah. Ketiga: Dawa’im Basa’ith (الدوائم البسائط) (الدائمة المطلقة), yaitu (التي يحكم فيها بدوام ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه مادام ذات الموضوع موجودة) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu kesinambungan/berketerusan tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya selama esensi Maudhu’ masih ada. Contoh: Mujabah: (كل فلك متحرك دائما) semua garis orbit bergerak terus/selalu. Salibah: (لا شيء من الفلك يسكن دائما) tidak ada satu pun garis orbit itu diam terus. (العرفية العامة), yaitu (التي يحكم فيها بدوام ثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه بشرط وصف الموضوع) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan suatu berkesinambungan/berketerusan tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya dengan syarat deskripsi sifat Maudhu’. Contoh: Mujabah: (كل كاتب متحرك الأصابع دائما مادام كاتبا) semua penulis selalu menggerakkan jari-jarinya selama itu menjadi penulis. Salibah: (دائما لا شيء من الكاتب بساكن الأصابع ما دام كاتبا) tidak ada satu pun penulis yang selalu diam jari-jarinya selama itu menjadi penulis. Keempat: Dawa’im Murakkabah (الدوائم المركبة), hanya satu macam: (العرفية الخاصة), yaitu (العرفية العامة مع قيد اللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah ‘Urfiyyah ‘Ammah disertai pengikat La Dawam/tidak selamanya sesuai dengan esensinya. Mujabah: Disusun dari Qadhiyyah Mujabah ‘Urfiyyah ‘Ammah dan Salibah Muthlaqah ‘Ammah. Salibah: Disusun dari Qadhiyyah Salibah ‘Urfiyyah ‘Ammah dan Mujabah Muthlaqah ‘Ammah. Kelima: Muthlaqat Basa’ith (المطلقات البسائط) (المطلقة العامة), yaitu (التي يحكم فيها بثبوت المحمول للموضوع أو سلبه عنه بالفعل) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan tetapnya Mahmul untuk Maudhu’ atau peniadaannya dengan Fi’il. Contoh: Mujabah/Tsubut: (بالإطلاق العام كل إنسان متنفس) suatu keumuman yang mutlak, semua manusia itu bernafas. Salibah: (بالإطلاق العام لا شيء من الإنسان بغير متنفس) suatu keumuman yang mutlak, tidak ada satu pun manusia yang tidak bernafas. (المطلقة الحينية), yaitu (التي اتصفت نسبتها بالفعلية في حين وصف الموضوع) Qadhiyyah yang disifati penisbatannya berdasar pada aktual/fakta saat mensifati Maudhu’. Contoh: Mujabah: (كل كاتب متحرك الأصابع بالإطلاق حين هو كاتب) semua penulis menggerakkan jari-jarinya secara mutlak saat dia menjadi penulis. Salibah: (لا شيء من الكاتب بساكن الأصابع بالإطلاق حين هو كاتب) tidak ada satu pun penulis yang diam jari-jarinya secara mutlak saat dia menjadi penulis. Keenam: Muthlaqat Murakkabah (المطلقات المركبة) (الوجودية اللاضرورية), yaitu (المطلقة العامة مع قيد اللاضرورة بحسب الذات) Qadhiyyah Muthlaqah ‘Ammah disertai dengan pengikat La Dharurah/tidak suatu keharusan. Contoh: Mujabah: (كل إنسان ضاحك بالفعل لا بالضرورة) setiap manusia itu tertawa dengan Fi’il, tidak suatu keharusan. Disusun dari Qadhiyyah Mujabah Muthlaqah ‘Ammah dan Salibah Mumkinah ‘Ammah. Salibah: (لا شيء من الإنسان بضاحك بالفعل لا بالضرورة) tidak ada satu pun dari manusia yang tertawa dengan Fi’il, tidak suatu keharusan. Disusun dari Qadhiyyah Salibah Muthlaqah ‘Ammah dan Mujabah Mumkinah ‘Ammah. (الوجودية اللادئمة), yaitu (المطلقة العامة مع قيد اللادوام بحسب الذات) Qadhiyyah Muthlaqah ‘Ammah disertai dengan pengikat La Dawam/tidak selamanya sesuai dengan esensinya, sama saja, baik berupa Mujabah atau Salibah, maka tersusun dari dua Qadhiyyah Muthlaqah ‘Ammah, salah satunya Mujabah dan yang lainnya Salibah. Contoh: Mujabah: (كل إنسان متنفس بالفعل لا بالضرورة) semua manusia bernapas dengan Fi’il, tidak dengan suatu keharusan. Salibah: (لا شيء من الإنسان بضاحك بالفعل لا بالضرورة) tidak ada satu pun dari manusia yang tertawa dengan Fi’il, tidak suatu keharusan. Ketujuh: Mumkinat Basa’ith (الممكنات البسائط) (الممكنة العامة), yaitu (التي يحكم فيها بارتفاع الضرورة المطلقة عن الجانب المخالف للحكم) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan menghilangkan suatu keharusan/kebutuhan yang mutlak atas sisi yang berlawanan pada suatu hukum. Contoh: Mujabah/Tsubut: (بالإمكان العام كل نار حارة) suatu kemungkinan yang umum, semua api itu panas. Salibah: (بالإمكان العام لا شيء من النار ببارد) suatu kemungkinan yang umum, tidak ada satu pun api itu dingin. (الممكنة الحينية), yaitu (التي قيد فيها الإمكان العام بحين وصف الموضوع) Qadhiyyah yang mengikat di dalamnya dengan suatu kemungkinan yang umum saat mensifati Maudhu’-nya. Contoh: (كل كاتب متحرك الأصابع بالإمكان العام حين هو كاتب) semua penulis menggerakkan jari-jarinya dengan suatu kemungkinan yang umum saat dia menjadi penulis. (الممكنة الدائمة), yaitu (ما قيد إمكانها العام بوصف الدوام) Qadhiyyah yang mengikat kemungkinan umumnya dengan sifat berkeselaluan. Contoh: (كل إنسان حيوان بالإمكان العام دائما) semua manusia itu hewan dengan kemungkinan umumnya yang terjadi selamanya. (الممكنة الوقتية), yaitu (ما قيد إمكانها العام بوقت معين) Qadhiyyah yang mengikat kemungkinan umumnya dengan waktu tertentu. Contoh: (كل إنسان طالب للشرب بالإمكان العام وقت عطشه) semua manusia membutuhkan minum dengan kemungkinan umumnya pada saat kehausan. Kedelapan: Mumkinat Murakkabah (الممكنات المركبة). Pembagiannya hanya satu, yaitu: (الممكنة الخاصة), yaitu (التي يحكم فيها بارتفاع الضرورة المطلقة عن جانبي الوجود والعدم جميعا) Qadhiyyah yang menghukumi di dalamnya dengan menghilangkan kelaziman mutlaknya atas kedua sisi, keberadaannya dan ketiadaannya. Disusun dari dua Mumkinah ‘Ammah, salah satunya Mujabah, dan yang lainnya Salibah. Contoh: Mujabah: (بالإمكان الخاص كل إنسان كاتب) suatu kemungkinan yang khusus, semua manusia itu penulis. Salibah: (بالإمكان الخاص لا شيء من الإنسان بكاتب) suatu kemungkinan yang khusus, tidak satu pun dari manusia itu penulis. IV. QADHIYYAH SYARTHIYYAH (القضية الشرطية) Muttashilah/Conjunctive (متصلة), yaitu Qadhiyyah yang menggabungkan antara dua Qadhiyyah yang mana antara keduanya ada kesesuaian. Unsur-unsur bagiannya: Fi’il Syarth/Muqaddam/Anteseden (مقدم) yang berisi syarat/sebab, termasuk dalam Qadhiyyah pertama. Jawab Syarth/Taliy/Konsekuensi (تالي), berisi akibat, termasuk dalam Qadhiyyah kedua. Nisbah (النسبة), yaitu (الارتباط بين المقدم والتالي) pengikat antara Muqaddam dan Taliy yang menunjukkan kepada suatu penisbatan, kebanyakan dengan huruf Fa’ (الفاء). Pembagian berdasarkan Mahmul dan Kualitasnya: Mujabah/Affirmative (موجبة), yaitu (ما حكم فيها بصدق قضية على تقدير صدق قضية أخرى فيالإيجاب) . Contoh: (كلما جد الطالب فنجح في امتحانه) Manakala seorang murid rajin, maka ia akan berhasil dalam ujiannya. Salibah/Negative (سالبة), yaitu (ما حكم فيها بعدم صدق قضية على تقدير صدق قضية أخرى في السلب) . Contoh: (ليس البتة إذا كان هذا حيوان كان جمادا) Tidaklah sama sekali jika hewan ini berupa benda mati. Pembagiannya berdasarkan keadaan dan Audha’-nya: Makhshushah/Specific (المخصوصة), yaitu (ما حكم فيها باللزوم في حال معينة أو زمن كذلك) Qadhiyyah yang dihukumi dengan kebutuhan dalam keadaan atau zaman tertentu. Contoh: (إِذَا سَافَرْتَ إِلَى أَسْوَانَ شِتَاءً تَمَتَّعْتَ بِجَوٍّ دَافِئٍ) Jika kamu bepergian ke Aswan pada musim dingin, kamu akan menikmati cuaca hangat. Kulliyyah/General (الكلية), yaitu (ما حكم فيها بالصدق أو عدمه في كل الأحوال والأزمان وسورت بالسور الكلي) Qadhiyyah yang dihukumi dengan benar atau tidak dalam setiap keadaan dan waktu serta diikuti dengan Sur Kulliy. Contoh: (كُلَّمَا كَانَ الجِسْمُ نَامِيًا كَانَ مُحْتَاجًا إِلَى الغِذَاءِ) Setiap kali tubuh berkembang pasti membutuhkan makanan. Juz’iyyah/Particular (الجزئية), yaitu (ما حكم فيها بالصدق أو عدمه في بعض الأحوال والأزمان) Qadhiyyah yang dihukumi dengan benar atau tidak dalam sebagian keadaan dan waktu. Contoh: (قَدْ يَكُوْنُ إِذَا رَكِبَ الإِنْسَانُ سَفِيْنَةً كَانَ مَعْرِضًا لِلْخَطَرِ) Terkadang jika seseorang naik kapal, ia berkesempatan terkena marabahaya. Muhmalah/Indefinitive (المهملة), yaitu (ما حكم فيها الصدق أو عدمه ولم تسور بسور) Qadhiyyah yang dihukumi di dalamnya dengan benar atau tidak serta tidak menyertakan Sur. Contoh: (إِنْ زُرْتُنِي أَكْرَمْتُكَ) Jika kamu mengunjungiku, aku akan menghormatimu. Pembagian berdasarkan adanya relasi atau tidak: Luzumiyyah/Consequence (اللزومية), yaitu (ما استدعى وجود مقدمها وجود تاليها بأن كان علة له) Qadhiyyah yang memerlukan keberadaan Muqaddam-nya dengan keberadaan Taliy-nya untuk menjadi ‘illah untuknya. Contoh: Mujabah (موجبة). Contoh: (كُلَّمَا الشمس طالعة فالنهار موجود) Setiap kali matahari terbit, maka siang akan muncul. Salibah (سالبة). Contoh: (ليس متى طلعت الشمس فالليل موجود) Bukanlah ketika matahari terbit, maka malam akan muncul. Macam-macam relasi/’alaqah: Sababiyyah (السببية), yaitu (أن يكون المقدم سبب في التالي) Muqaddam-nya menjadi sebab untuk Taliy. Contoh: Apabila manusia sakit demam, meningkat panas badannya. Bahwasanya sakit demam adalah penyebab dalam meningkatnya panas tubuh. Musabbabah (المسببة), yaitu (أن يكون المقدم فيها معلولا للتالي) Muqaddam-nya menjadi akibat untuk Taliy. Contoh Apabila meningkat panas badan, maka manusia tersebut sakit demam. (أن يكون كل من المقدم والتالي معلولا لعلة واحدة) Muqaddam dan Taliy menjadi akibat dari satu sebab. Contoh: Ketika alam itu terang, maka siang muncul. Tadhayuf (التضايف), yaitu (أن يكون الجزءان متضايفين) dua bagiannya berupa penggabungan. Atau salah satu dari keduanya tidak dipahami tanpa adanya yang lainnya. contoh: Ketika Muhammad itu bapaknya Ahmad, maka Ahmad adalah anaknya. Ittifaqiyyah/Agreement (اتفاقية), yaitu (ما كان الحكم فيها من غير علاقة توجبه) Qadhiyyah yang hukum di dalamnya tanpa memakai pertalian/ikatan yang mengharuskannya. Mujabah (موجبة). Contoh: (كلما كان الإنسان ناطقا كان الفرس صاهلا) Ketika manusia berpikir, kuda meringkik. Salibah (سالبة). Contoh: (ليس إذا كان الحج واجبا يكون الربا حلالا) Bukanlah apabila ibadah Haji diwajibkan, Riba menjadi halal. Pembagiannya berdasarkan penggunaan Adat Sur (kata yang menunjukkan kuantitas) adalah: (السور الكلي في الإيجاب), yaitu kata depan yang menunjukkan adanya penetapan atas hubungan antara Muqaddam dan Taliy dalam semua situasi dan kondisi, Contoh: Jika dia mau belajar dengan rajin, aku akan mengajarinya. (السور الكلي في السلب), yaitu kata depan yang menunjukkan penetapan dengan meniadakan tetapnya hubungan sebab-akibat antara Muqaddam dan Taliy dalam semua situasi dan kondisi. Contoh: Tidak sama sekali, jika kita tidak bercerai-berai, kita gagal dalam perjuangan. (السور الجزئي في الإيجاب), yaitu kata depan yang menunjukkan penetapan adanya sebagian hubungan sebab-akibat antara Muqaddam dan Taliy tanpa menentukan situasi dan kondisi. Contoh; Terkadang terjadi, jika kita berusaha keras kita akan mendapatkan kesuksesan. (السور الجزئي في السلب), yaitu kata depan yang menunjukkan tetapnya sebagian dengan memindahkan tetapnya hubungan sebab-akibat antara Muqaddam dan Taliy tanpa menentukan situasi dan kondisi. Contoh: Terkadang tidak terjadi, orang berakal, pintar dalam berdagang. Munfashilah/Disjunctive (منفصلة), yaitu (ما حكم فيها بالتنافي بين طرفيها في حال الإيجاب ورفع هذا التنافي في حال السلب) sesuatu yang dihukumi dalamnya saling bertentangan antara dua bagian Qadhiyyah saat keadaan Ijab-nya, dan menghilangkan pertentangan tersebut saat keadaan Salb. Atau Qadhiyyah yang menetapkan adanya pertentangan antara dua bagiannya. Contoh: Ahmad ada kalanya rajin belajar, ada kalanya malas belajar. Pembagiannya berdasarkan keadaan dan waktunya: Makhshushah/Syakhshiyyah Syarthiyyah/Specific (المخصوصة أو الشخصية الشرطية). Contoh: (إما أن يكون طالب السنة الخامسة الثانوية في قسم العلوم أو الآداب) Adapun seorang murid kelas lima tsanawiyah, baik dalam jurusan keilmuan atau adab, Kulliyyah Syarthiyyah/General (الكلية الشرطية). Contoh: (دائما إما أن يكون الاسم مذكرا أو مؤنثا) Selalu terjadi dalam Isim, baik berupa Mudzakkar atau Mu’annats. Juz’iyyah Syarthiyyah/Particular (الجزئية الشرطية). Contoh: (قد يكون إما أن يكون الجو باردا أو غير بارد) Terkadang terjadi dalam suatu cuaca, baik dingin atau tidak dingin. Muhmalah Syarthiyyah/Indefinitive (المهملة الشرطية). Contoh; (إما أن يكون الشيء أبيض أو غير أبيض) Adapun sesuatu itu berupa warna putih atau tidak putih. Pembagiannya berdasarkan kemungkinan menggabungkan kedua Qadhiyyah-nya atau memisahkannya atau tidak memungkinkan kedua hal tersebut: Mani’ah Al-Jam’i / Incompotibility & Conjunction Negation (مانعة الجمع فقط), yaitu (ما يمتنع فيها اجتماع طرفيها ويجوز ارتفاعهما أو يمكن العكس) tidak boleh dikumpulkan dan boleh dihilangkan kedua tharf-nya, atau mungkin sebaliknya (tidak boleh terjadi kedua-duanya). Mujabah (موجبة). Contoh: (إما أن يكون الجسم أبيض أو أسود) Adakalanya tubuh berwarna putih atau hitam. Maka mustahil tubuh berwarna putih dan hitam bersamaan, jadi boleh menghilangkan kedua warna tersebut, seperti berwarna merah. Salibah (سالبة). Contoh: (ليس إما أن تكون الصلاة غير واجبة أو غير مستحبة) Bukanlah adakalanya salat selain wajib atau selain sunnah. Maka boleh mengumpulkan keduanya, seperti salat yang diharamkan, dan mustahil menghilangkan keduanya karena terdapat salat di luar hukum tersebut. Mani’ah Huluw/Reject/Disjunction Negation (مانعة الخلو فقط), yaitu (ما يمتنع فيها ارتفاع طرفيها ويجوز اجتماعهما أو يمكن العكس) Qadhiyyah yang tidak boleh menghilangkan kedua tharf-nya dan boleh mengumpulkan keduanya atau mungkin sebaliknya. Atau tidak boleh tidak terjadi kedua-duanya, maka boleh dikumpulkan keduanya sekaligus. Mujabah (موجبة). Contoh: (المؤمن إما أن يجد جزاء طاعته في الدنيا أو في الآخرة) Orang yang beriman, adakalanya mendapat balasan ketaatannya di dunia atau di akhirat. Maka boleh mengumpulkan kedua balasan tersebut di dunia dan di akhirat, atau tidak boleh menghilangkan balasan tersebut di dunia dan di akhirat. Salibah (سالبة). Contoh: (ليس إما أن يكون الجسم أبيض أو أسود) Bukanlah adakalanya tubuh itu berwarna putih atau hitam. Maka mustahil mengumpulkan kedua warna tersebut, berwarna putih dan hitam dengan bersamaan, serta membolehkan menghilangkan kedua warna tersebut seperti berwarna merah. Mani’ah Jam’i wa Huluw/Haqiqiyyah/Conjunction & Disjunction Negation (مانعة الجمع والخلو أو الحقيقية), yaitu (ما يمتنع فيها اجتماع طرفيها واتفاعهما معا أو يمكن ذلك) keduanya boleh dikumpulkan dan tidak boleh tidak terjadi kedua-duanya serta kedua-duanya tidak boleh terjadi sekaligus. Mujabah (موجبة). Contoh: (إما أن نكون مؤمن أو كافرا) Adakalanya kita beriman atau kafir. Maka mustahil mengumpulkan kedua hal tersebut dalam manusia, dan tidak mungkin menghilangkan kedua hal tersebut dalam manusia. Salibah (سالبة). Contoh: (ليس إما أن يكون الإنسان مؤمنا أو صائما) Bukanlah adakalanya manusia itu beriman atau berpuasa. Maka kedua Qadhiyyah mengumpulkan orang beriman yang berpuasa, dan kedua Qadhiyyah menghilangkan orang kafir yang tidak berpuasa. Dalam pembagian tiga di atas terdapat dua bentuk: ‘Inadiyah/Objection (عنادية), yaitu (ما حكم فيها بالتنافي بين طرفيها لذاتها في الموجبة أو بسلب ذلك التنافي في السالبة) Qadhiyyah yang dihukumi di dalamnya dengan pertentangan antara dua tharf-nya untuk zat-nya dalam keadaan Mujabah, atau peniadaan pertentangan tersebut dalam keadaan Salibah. Contohnya seperti sebelumnya. Ittifaqiyah/Agreement (اتفاقية), yaitu (التي لم يكن التنافي فيها لذات الطرفين) Qadhiyyah yang tidak terdapat pertentangan di dalamnya untuk esensi antara dua Tharf-nya. Contoh: Tashaduf (التصادف). Contoh: (إما أن يكون زيد عالما وإما أن يكون عربيا) Zaid itu, baik alim dan juga orang Arab. Ittifaq (اتفاق). Contoh: (إما أن يكون هذا أسود وإما أن يكون كاتبا) Ini itu, baik hitam dan juga penulis. Terkadang Qadhiyyah Syarthiyyah Munfashilah memiliki banyak bagian. Contoh: (الكلمة إما أن تكون اسما أو فعلا أو حرفا) suatu kata itu dapat berupa Isim atau Fi’il atau Harf. Sur/Quantifier (kata yang menunjukkan kuantitas mengenai jumlah subjek, baik Syarthiyyah Muttashilah maupun Syarthiyyah Munfashilah): Sur Kulliyyah Mujabah/Quantifier of General Affirmative (سور الكلية الموجبة): Muttashilah, yaitu lafaz (كلما – متى – مهما) ketika, kapan, meskipun. Contoh: (كلما كثر مال المرء زاد حبه للمال) Ketika seseorang banyak hartanya, bertambah sayang kepada hartanya. Munfashilah, yaitu lafaz (دائما) selalu/terus menerus. Contoh: (دائما إما أن يكون العدد زوجا أو فردا) Angka itu selalu genap atau ganjil. Sur Kulliyyah Salibah/Quantifier of General Negative (سور الكلية السالبة) adalah lafaz (ليس البتة) tidak sama sekali. Muttashilah. Contoh: (ليس البتة إن كانت الشمس طالعة كان الليل موجودا) Tidak sama sekali apabila matahari terbit dan malam muncul. Munfashilah. Contoh: (ليس البتة إما أن يكون الجو ملبدا أو السماء ممطرة) Tidak sama sekali, cuaca mendung atau langit hujan. Sur Juz’iyyah Mujabah/Quantifier of Particular Affirmative (سور الجزئية الموجبة) adalah lafaz (قد يكون) terkadang. Muttashil. Contoh: (قد يكون إذا كان القمر طالعا كان بدرا) Terkadang, apabila bulan muncul, berupa bulan purnama. Munfashilah. Contoh: (قد يكون إما أن يكون الشيء ناميا وإما أن يكون جمادا) Terkadang, sesuatu itu benda berkembang dan benda mati. Sur Juz’iyyah Salibah/Quantifier of Particular Negative (سور الجزئية السالبة) adalah lafaz (قد لا يكون) terkadang tidak terjadi dan (ليس دائما) tidak selalu. Sur Syakhshiyyah (سور الشخصية): Muttashilah: Mujabah adalah lafaz (إن) dan (إذا) yang diikat dengan waktu tertentu. Salibah adalah lafaz (ليس إن) dan (ليس إذا). Munfashilah: Mujabah adalah lafaz (إما). Salibah adalah lafaz (ليس إما). Sur Muhmalah (سور المهملة): Muttashilah: Mujabah adalah lafaz (إذا), (إن) dan (لو). Salibah adalah lafaz (ليس إذا – ليس إن – ليس لو). Munfashilah: Mujabah adalah lafaz (إما) dan (أو). Salibah adalah lafaz (ليس إما). V. TENGGELAMNYA DUA THARF DALAM QADHIYYAH (استغراق طرفي القضية) Mujabah Kulliyyah/General Affirmative (الموجبة الكلية), yaitu (تدل على استغراق موضوعها دون محمولها) Qadhiyyah yang menunjukkan kepada tenggelam Maudhu’-nya, tidak Mahmul-nya. Contoh: (كل راع مسؤول عن رعيته) Setiap pemimpin bertanggung jawab atas rakyatnya. Salibah Kulliyyah/General Negative (السالبة الكلية), yaitu (تدل على استغراق الموضوع والمحمول) Qadhiyyah yang menunjukkan kepada tenggelamnya Maudhu’ dan Mahmul. Contoh: (لا شيء من الهواء يصلب) Tidak ada apa-apanya dari angin yang berhembus kuat. Mujabah Juz’iyyah/Particular Affirmative (الموجبة الجزئية), yaitu (لا تفيد استغراق الموضوع ولا المحمول) Qadhiyyah yang tidak bermanfaat dengan menenggelamkan Maudhu’ ataupun Mahmul. Contoh: (بعض المجدين ناجحون) Sebagian orang yang bersungguh-sungguh menjadi sukses. Salibah Juz’iyyah/Particular Negative (السالبة الجزئية), yaitu (تفيد استغراق المحمول دون الموضوع) Qadhiyyah yang bermanfaat dengan menenggelamkan Mahmul, tidak Maudhu’. Contoh: (ما كل ما يتمنى المرء يدركه) Tidak setiap apa yang dicita-citakan seseorang itu dapat diraihnya.
0 Comments