BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

Ilmu Balaghah Ma'ani, Bayan & Badi'

(1) Pengertian Ilmu Badi’ (Menurut Bahasa & Istilah Ilmu Balaghah; (2) Peletak Dasar Ilmu Badi’; (3) Kajian Ilmu Badi’ (Muhassinat Lafzhiyyah & Maknawiyyah); (4) Kaitan Badi’ Dengan Ma’ani & Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Badi’ (Menurut Bahasa & Istilah Ilmu Balaghah; (2) Peletak Dasar Ilmu Badi’; (3) Kajian Ilmu Badi’ (Muhassinat Lafzhiyyah & Maknawiyyah); (4) Kaitan Badi’ Dengan Ma’ani & Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Badi’ (Menurut Bahasa & Istilah Ilmu Balaghah; (2) Peletak Dasar Ilmu Badi’; (3) Kajian Ilmu Badi’ (Muhassinat Lafzhiyyah & Maknawiyyah); (4) Kaitan Badi’ Dengan Ma’ani & Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Badi’ (Menurut Bahasa & Istilah Ilmu Balaghah; (2) Peletak Dasar Ilmu Badi’; (3) Kajian Ilmu Badi’ (Muhassinat Lafzhiyyah & Maknawiyyah); (4) Kaitan Badi’ Dengan Ma’ani & Bayan.


PEMBAHASAN ILMU BALAGHAH TERLENGKAP : klik disini

Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab


The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)


BAB 1 : MUKADIMAH ILMU BADI’ (مقدمة في علم البديع) I. PENGERTIAN ILMU BADI’ (تعريف علم البديع) Menurut bahasa: Badi’ berasal dari Bahasa Arab (بدع – يبدع - بدعا) adalah suatu ciptaan baru yang tidak ada contoh sebelumnya (المخترع الموجد على غير مثال سابق). Kemudian muncul kata (بديع) yang artinya sangat indah dan mengagumkan. Menurut Al-Hasyimiy, Badi’ secara bahasa adalah temuan yang belum ada sebelumnya. Diambil dari kata (بدع شيء وأبدعه). Menurut KH. Wahab Muhsin, Badi’ adalah sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh. Menurut istilah Ilmu Balaghah, Menurut Abdurrahman Al-Akhdhariy, Ilmu Badi’ adalah ilmu untuk mengetahui segi-segi memperindah kata dengan memperhatikan ketersesuaiannya pada Muqthada’ Al-Hal dan kejelasan makna yang dimaksud (علم يعرف به وجوه تحسين الكلام بعد رعاية المطابقة ووضوح الدلالة). Menurut Al-Hasyimiy, Ilmu Badi’ adalah suatu ilmu yang dengannya diketahui segi-segi (beberapa metode dan cara-cara yang ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan keistimewaan-keistimewaan yang dapat membuat kalimat semakin indah, bagus dan menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki. II. PELETAK DASAR ILMU BADI’ (واضع علم البديع) Yaitu Abdullah bin Al-Mu’taz, wafat 274 H. Kemudian ilmu ini dikembangkan oleh Imam Qatadah bin Ja’far Al-Khatib. Setelah itu diikuti oleh ulama-ulama lainnya seperti, Abu Hilal Al-Askariy, Ibnu Rusyaiq Al-Qairawani (Kairawan), Shafiyuddin Al-Hiliy dan Ibnu Al-Hijjah, serta ulama lainnya yang melengkapi dan mengembangkan, bahkan menyusun nadzam yang berhubungan dengan Ilmu Badi’. III. KAJIAN ILMU BADI’ (موضوع علم البديع) Menurut Imam Al-Akhdhari, Ilmu Badî’ membahas tata cara memperindah suatu ungkapan, baik pada aspek lafaz maupun pada aspek makna. Ilmu ini membahas dua bidang utama, yaitu: Muhassinât Lafzhîyyah/cara memperindah lafaz (المحسنات اللفظية) meliputi: Jinâs, Iqtibâs, dan Saja’. Muhassinât Maknawiyyah/cara memperindah makna (المحسنات المعنوية) meliputi: Tauriyyah, Tibâq, Muqâbalah, Husn Al-Ta’lîl, Ta’kîd Al-Madh Bimâ Yusybih Al-Dzamm, Uslûb Al-Hakîm dan lain-lain. IV. KAITAN BADI’ DENGAN MA’ANI DAN BAYAN (العلاقة بين البديع والمعاني والبيان) Ketiga disiplin ilmu tersebut (Ilmu Badî’, Ma’ânî dan Bayân) merupakan satu kesatuan dalam Ilmu Balâghah yang secara global mempelajari kaidah-kaidah mengenai gaya bahasa atau Uslub untuk dipergunakan dalam pembicaraan atau tulisan. Adapun kaitan Ilmu Badî’ dengan kedua disiplin ilmu itu adalah sebagai berikut: Ilmu Bayân adalah suatu sarana untuk mengungkapkan suatu makna dengan berbagai Uslub dengan baik dengan Uslûb Tasybîh, Majâz, atau Kinâyah, atau membahas tentang cara-cara menyusun redaksi yang bermacam-macam untuk suatu pengertian. Ilmu Ma’ânî adalah ilmu yang membahas tentang cara penyusunan kalimat agar sesuai dengan tuntutan keadaan atau ilmu yang membantu pengungkapan suatu kalimat agar cocok dengan situasi, kondisi dan tingkat orang yang diajak bicara (Mukhâthab). Ilmu Badî’ menitikberatkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan kata baik secara lafaz maupun makna. Kalau Ma’ânî dan Bayân membahas materi dan isinya, maka Badî’ membahas dari aspek sifatnya.