BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

Ilmu Balaghah Ma'ani, Bayan & Badi'

(1) Pengertian Ilmu Bayan (Secara Bahasa dan Istilah Ilmu Balaghah); (2) Peletak Dasar Ilmu Bayan; (3) Faedah/Manfaat Mempelajari Ilmu Bayan; (4) Objek Kajian Ilmu Bayan; (5) Sasaran Ilmu Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Bayan (Secara Bahasa dan Istilah Ilmu Balaghah); (2) Peletak Dasar Ilmu Bayan; (3) Faedah/Manfaat Mempelajari Ilmu Bayan; (4) Objek Kajian Ilmu Bayan; (5) Sasaran Ilmu Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Bayan (Secara Bahasa dan Istilah Ilmu Balaghah); (2) Peletak Dasar Ilmu Bayan; (3) Faedah/Manfaat Mempelajari Ilmu Bayan; (4) Objek Kajian Ilmu Bayan; (5) Sasaran Ilmu Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Bayan (Secara Bahasa dan Istilah Ilmu Balaghah); (2) Peletak Dasar Ilmu Bayan; (3) Faedah/Manfaat Mempelajari Ilmu Bayan; (4) Objek Kajian Ilmu Bayan; (5) Sasaran Ilmu Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Bayan (Secara Bahasa dan Istilah Ilmu Balaghah); (2) Peletak Dasar Ilmu Bayan; (3) Faedah/Manfaat Mempelajari Ilmu Bayan; (4) Objek Kajian Ilmu Bayan; (5) Sasaran Ilmu Bayan.

(1) Pengertian Ilmu Bayan (Secara Bahasa dan Istilah Ilmu Balaghah); (2) Peletak Dasar Ilmu Bayan; (3) Faedah/Manfaat Mempelajari Ilmu Bayan; (4) Objek Kajian Ilmu Bayan; (5) Sasaran Ilmu Bayan.


PEMBAHASAN ILMU BALAGHAH TERLENGKAP : klik disini

Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab


The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)


BAB 1 : MUKADIMAH ILMU BAYAN (مقدمة في علم البيان) I. PENGERTIAN ILMU BAYAN (تعريف علم البيان) Menurut bahasa: Bayân (البيان) artinya terbuka (الكشف) atau jelas (الإيضاح). Ilmu Bayan berasal dari bahasa arab yang artinya “kias” atau “kiasan”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti antara lain: perbandungan, persamaan, ibarat, sindiran dan analogi. Jadi Uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam Ilmu Bayan pada dasarnya dibentuk berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni membandingkan suatu benda atau suatu keadaan dengan benda atau keadaan lain, karena keduanya memiliki hubungan kesamaan atau hubungan lain seperti hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain sebagainya. Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ibrahim ayat 4: (وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ). Maksudnya menjelaskan satu makna dengan berbagai ungkapan atau berbagai Uslub, tergantung kepada situasi dan kondisi. Menurut istilah Ilmu Balâghah: Ilmu Bayân adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengemukakan suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi. Menurut Al-Sayyid Ahmad Al-Hasyim: Ilmu Bayan adalah (أصول وقواعد يعرف بها إيراد المعنى الواحد بطرق يختلف بعضها عن بعض في وضوح الدلالة على نفس ذلك المعنى) dasar-dasar dan kaidah-kaidah yang digunakan untuk mengetahui mendatangkan satu makna yang dikehendaki Mutakallim dengan berbagai cara yang sebagiannya berbeda dengan sebagian yang lain di dalam menunjukan kejelasan makna tersebut dalam batasan situasi dan kondisi. Menurut Al-Akhdhariy: Ilmu Bayân ialah ilmu yang mempelajari tata cara pengungkapan suatu makna dengan menggunakan susunan kalimat yang berbeda-beda penjelasannya (dari yang jelas, kurang jelas dan lebih jelas). Maksud definisi tersebut adalah, bahwa Ilmu Bayân merupakan ilmu untuk mengetahui teknik-teknik mengekspresikan suatu ide pikiran atau perasaan dengan menggunakan ungkapan yang sesuai dengan konteksnya. Ungkapan tersebut bervariasi antara satu kondisi dengan kondisi lainnya. Menurut Wahab Muhsin: Ilmu Bayân adalah ilmu untuk mengetahui cara menyusun satu pengertian dengan bermacam-macam redaksi. Menurut Rukyatul Hilal dan Yayan Nurbayan: Ilmu Bayân adalah suatu ilmu yang memuat konsep dan kaidah-kaidah untuk menyampaikan suatu ide dengan beberapa cara yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. II. PELETAK DASAR ILMU BAYAN (واضع علم البيان) Kitab yang pertama kali disusun dalam bidang balaghah adalah tentang Ilmu Bayan, yaitu kitab Majazul Qur’an karangan Abu ‘Ubaidah Ma’mar bin Al-Mutsanna (w. 208 H), murid Al-Khalil (w. 170 H). Ilmu Bayân pertama kali dikembangkan oleh beliau. Kitab tersebut menjelaskan cara-cara atau Uslub penyampaian al-Qur’an bahwa Uslub yang dipakai al-Qur’an adalah Uslub-Uslub yang dipakai oleh orang-orang Arab itu sendiri dengan menghadirkan bukti berupa syair dan sajak yang diriwayatkan dari para pujangga Arab yang ternama. Dalam perkembangan berikutnya muncul seorang tokoh terkemuka dalam ilmu ini yaitu Abd Al-Qâhir Al-Jurzâni (471 M). Ilmu ini terus berkembang dan disempurnakan oleh para ulama berikutnya, sepeti Al- Jâhizh bin Mu’taz, Quddâmah, dan Abû Hilâl Al-‘Askari. III. FAEDAH/MANFAAT MEMPELAJARI ILMU BAYAN (ثمرة تعلم علم البيان) Dapat mengetahui ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang fasîh, baik dan benar. Dapat mengetahui ungkapan-ungkapan yang tidak fasîh dan tidak cocok untuk diucapkan. Dapat membantu untuk mengungkapkan suatu ide atau perasaan melalui bentuk dan Uslub yang bervariasi sesuai dengan muqtadha al-hâl/situasi dan kondisi. Dapat membantu untuk menangkap kemukjizatan Alquran dari aspek bahasanya. Dapat membantu untuk menangkap keindahan, ketepatan, dan kehebatan ayat Alquran, baik pada tataran jumlah, kalimah, sampai kepada huruf-hurufnya. Dapat membantu untuk mengetahui rahasia Kalam Arab, baik yang berupa Kalam Nadram atau Natsar, mengetahui perbedaan tingkat kefasihan kalam, mengetahui tingkat perbedaan tingkat balaghah. Suatu Kalam yang pada gilirannya sampai pada tingkat I’jazul Qur’an. IV. OBJEK KAJIAN ILMU BAYAN (موضوع علم البيان) Ilmu Bayân sebagai salah satu bidang kajian Balâghah membahas tiga bidang utama, yaitu: Tasybîh/Gaya Bahasa Simile (التشبيه) membahas tentang penyerupaan sesuatu (Musyabbah) dengan sesuatu yang lain (Musyabbah Bih). Majâz/Gaya Bahasa Metafora (المجاز) merupakan kelanjutan dari Tasybîh, yaitu adanya aspek kesamaan antar dua hal. Akan tetapi pada Majâz salah satu dari dua unsurnya (Musyabbah dan Musyabbah Bîh) dibuang. Kinâyah/Gaya Bahasa Mitonimi (الكناية) V. SASARAN ILMU BAYAN (مسائله) Menurut Syeikh Makhluf, sasaran Ilmu Bayan adalah lafaz-lafaz bahasa Arab dari sisi Majaz dan Kinayahnya.