MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
BAB 3 : USLUB (الأسلوب)I. PENGERTIAN USLUB (تعريف الأسلوب)Secara bahasa, Uslub berasal dari kata (سلب- يسلب- سلبا) yang berarti merampas, merampok, dan mengupas. Kemudian terbentuk kata Uslub yang berarti jalan-jalan yang memanjang, barisan kurma, dan cara Mutakallim dalam berbicara (menggunakan kalimat). Jika dikatakan (سلبت أسلوب فلان في كذ) maka artinya: “Aku mengikuti jalan dan madzhab Fulan.” Uslub juga bisa berarti Fann (seni), ada sebuah ungkapan (أخذت في أساليب من القول) maka artinya: “Aku mengambil seni-seni ucapan itu.”Menurut istilah:Menurut Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, Uslub adalah (المَعْنَى المَصُوغُ فِي أَلْفَاظِ مُؤَلَّفَةٍ عَلَى صُورَةٍ تَكُونُ أَقْرَبَ لِنَيْلِ الْغَرَضِ المَقْصُودِ مِنَ الكَلَامِ وَ أَفْعَل فِي نُفُوس سَامِعِيهِ) makna yang terkandung pada kata-kata yang terangkai sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya. Uslub juga dikenal dengan gaya bahasa.Hazim Ali Kamaluddin dalam bukunya ‘Ilmu Al-Uslub Al-Muqarin, Uslub adalah (طَرِيْقَةُ التَّعْبِيْرِ عَنِ الْفِكْرِ مِنْ خِلاَلِ اللُّغَة) cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa.Muhammad Mansyur dan Kustiawan dalam buku panduan terjemah mengatakan bahwa Uslub adalah metode yang ditempuh penulis atau pembicara dalam redaksinya untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada para pembaca atau pendengarnya.Dari beberapa definisi Uslub yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan bahwa Uslub adalah metode yang dipilih pembicara atau penulis di dalam menyusun redaksinya untuk mengungkapkan suatu tujuan dan makna, sehingga dapat mencapai sasaran kalimat yang dikehendaki dan menyentuh jiwa pendengarnya.Contoh: (السَاعَةُ الآنَ الثَالِثَةُ وَالنِصْفُ) mempunyai tiga makna:Situasi dan tempat biasa: Sekarang Pukul 15.30.Dikatakan seorang Ustadz kepada Mu’adzin: Menjelang datangnya waktu Ashar, maka kalimat tersebut bermakna agar meminta Mu’adzin untuk segera ber-adzan.Dikatakan seorang pegawai kantor kepada temannya yang masih sibuk bekerja: Bertujuan mengingatkan bahwa pekerjaan telah usai, atau mengajak temannya untuk pulang bersama sesuai dengan janji yang telah dibuat sebelumnya.II. KRITERIA USLUB YANG BAIK (شروط الأسلوب الجيد)Uslub yang baik adalah Uslub yang efektif sehingga dapat menimbulkan efek psikologis, bahkan artistik (keindahan) sehingga dapat menggerakkan jiwa Mukhathab (pendengar) untuk merespon perkataan atau reaksi perbuatan atau keduanya, sesuai dengan keinginan Mutakallim (pembicara). Uslub yang fasih, serta sesuai dengan satu atau lebih aspek situasi ucapan, yaitu:Tujuan, artinya tujuan apa yang diinginkan Mutakallim dari Mukhathab dengan Uslub-nya tersebut. Tujuan ini harus bersifat sangat jelas.Mutakallim dan Mukhathab, artinya perlunya diperhatikan siapa berbicara dengan siapa, apa status dan peranan masing-masing dalam komunikasi yang bersangkutan, latar belakang pendidikan, cara berpikir dan sebagainya.Uslub yang disampaikan Mutakallim sesuai dengan tempat dan waktu ucapan, termasuk latar belakang fisik dan lingkungan sosial yang dapat membantu pembaca atau pendengar dalam memahami dengan jelas apa yang dimaksud oleh Mutakallim.III. PEMBAGIAN USLUB (أقسام الأساليب)Uslub Ilmiah (الأسلوب العلمي) Yaitu (أهدأ الأساليب وأكثرها احتياجا إلى المنطق السليم والفكر المستقيم وأبعدها عن الخيال الشعري) Uslub yang paling mendasar dan paling banyak membutuhkan logika yang sehat dan pemikiran yang lurus dan jauh dari khayalan syair. Karena Uslub ini berhadapan dengan akal dan berdialog dengan pikiran serta menguraikan hakikat ilmu yang penuh ketersembunyian dan kesamaran. Kelebihan yang paling menonjol dari Uslub ini adalah kejelasannya. Dalam Uslub ini harus jelas faktor kekuatan dan keindahannya. Kekuatannya terletak pada pancaran kejelasannya dan ketepatan argumentasinya. Sedangkan keindahannya terletak pada kemudahan ungkapannya, kejernihan tabiat dalam memilih kata-katanya, dan bagusnya penetapan makna dari berbagai segi kalimat yang cepat dipahami. Oleh karena itu, sebaiknya dalam Uslub dihindari pemakaian kata atau kalimat Majaz dan Badi’ yang dibagus-baguskan kecuali bila tidak diprioritaskan dan tidak sampai menyentuh salah satu prinsip atau kekhasan Uslub ini. Biasanya Uslub ini digunakan dalam buku-buku berwacana ilmiah, buku kuliah, sekolah dan pendidikan.Uslub Adabi/Sastra (الأسلوب الأدبي)Yaitu (الجمال أبرز صفاته وأظهر مميزاته ومنشأ جماله ما فيه من خيال رائع وتصوير دقيق) dalam Uslub jenis ini keindahan adalah salah satu sifat dan kekhasannya yang paling menonjol. Sumber keindahannya adalah khayalan yang indah, imajinasi yang tajam, persentuhan beberapa titik keserupaan yang jauh di antara beberapa hal dan pemakaian kata benda atau kata kerja yang kongret sebagai pengganti kata benda atau kata kerja yang abstrak. Secara garis besar Uslub ini harus indah, menarik inspirasinya dan jelas serta tegas. Orang-orang yang baru terjun ke dalam dunia sastra banyak yang beranggapan bahwa Uslub itu akan semakin baik bila banyak memakai kata-kata Majaz, Tasybih (penyerupaan) dan jauh khayalannya. Anggapan ini sangat keliru, sebab hilangnya keinahan Uslub ini kebanyakan justru karena dibuat-buat dan diada-adakan dan tidak ada yang merusak keindahannya yang lebih jelek dari pada kesengajaan menyusunnya. Contoh Al-Mutanabbi tidak memandang sakit panas yang kambuh seperti dokter memandangnya sebagai akibat masuknya kuman ke dalam tubuh yang menyebabkan suhu badan naik dan menggigil gemetaran. Setelah kuman itu bereaksi, maka badan akan mengucurkan keringat, melainkan ia menggambarkannya sebagaimana terdapat pada beberapa bait syair berikut: (وَزاَئرَتي كَأَنَّ بِهَا حَيَاءً ... فَلَيْسَ تَزُوْرُ اِلاَّ فِي الظَّلاَمِ), (بَذَلْتُ لَهَا الْمَطَارِفَ وَالْحَشَايَا ... فَعَافَتْهَا وَبَاتَتْ فِي عِظَامِى) dan (يَضِيْقُ الْجِلْدُ عِنْ نَفْسِي وِعِنْهِا ... فَتُوْسِعُهُ بِاَنْوَاعِ السَّقَامِ).Kami yakin bahwa syair berikut ini tidak menarik perhatian kita: (وأمطرتْ لُؤلؤاً من نرجسٍ وسقتْ ... ورداً، وعضتْ على العِنابِ بِالبردِ).Sebagai contoh Al-Imam Abu Abdillah Al-Bushiri mengungkapkan tanda- tanda cinta yaitu merahnya pipi dan pucatnya wajah dengan bunga dalam syair di bawah ini: (فكيف تنكر حبّا بعد ما شهدت َ# به عليك عدول الدمع والسّقم) dan (وأثبت الوجد خطّي عبرة وضنى ... مثل البهار على خدّيك والعنم).Uslub Khithabi (الأسلوب الخطابي)Yaitu (تبرز قوة المعاني والألفاظ وقوة الحجة والبرهان وقوة العقل الخصيب) dalam Uslub ini sangat menonjol ketegasan makna dan redaksi, ketegasan argumentasi dan data dan keluasan wawasan. Dalam Uslub ini seorang pembicara dituntut dapat membangkitkan semangat dan mengetuk hati para pendengarnya. Keindahan dan kejelasan Uslub ini memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi dan menyentuh hati. Di antara yang memperbesar peran Uslub ini adalah status si pembicara dalam pandangan para pendengarnya, penampilannya, kecemerlangan argumentasinya, kelantangan dan kemerduan suaranya, kebagusan penyampaiannya dan ketepatan sasarannya. Di antara yang menentukan kelebihan Uslub ini yang menonjol adalah pengulangan kata atau kalimat tertentu, pemakaian sinonim, pemberian contoh masalah, pemilihan kata-kata yang tegas. Baik sekali Uslub ini bila diakhiri dengan pergantian gaya bahasa dari kalimat berita menjadi kalimat tanya, kalimat berita yang menyatakan kekaguman, atau kalimat berita yang menyatakan keingkaran. Sebagaimana potongan khatbah berikut yang merupakan khatbah-nya khalifah Ali bin Abi Thalib yang dapat mempengaruhi dan menyentuh hati para pendengarnya: (هَذَا أَخُوْ غَامِدٍ قَدْ بَلَغَتْ خَيْلُهُ الْأَنْبَارَ وَقَتَلَ حَسَّانَ الْبَكْرِيَّ وَأَزَالَ خَيْلَكُمْ عَنْ مَسَالِحِهَا وَقَتَلَ مِنْكُمْ رِجَالاً صَالِحِيْنَ. وَقَدْ بَلَغَنِى أَنَّ الرَّجُلَ مِنْهُمْ كَانَ يَدْخُلُ عَلَي الْمَرْأَةِ الْمُسْلِمَةِ وَالْأُخْرَى الْمُعَاهِدَةِ، فَيَنْزِعُ حِجْلَهَا وَقُلْبَهَا وَرِعَاثَهَا ثُمَّ انْصَرَفُوْا وَافِرِيْنَ مَانَالَ رَجُلاً مِنْهُمْ كَلْمٌ وِلاَ أُرِيْقَ لَهُمْ دَمٌ، فَلَوْ أَنَّ رَجُلاً مُسْلِمًا مَاتَ مِنْ بَعْدِ هَذَا أَسَفًا، مَاكَانَ بِهِ مَلُوْمًا، بَلْ كَانَ عِنْدِي جَدِيْرًا. فَوَاعَجَبَا مِنْ جِدِّ هَؤُلآءِ فِي بَاطِلِهِمْ، وَفَشَلِكُمْ عَنْ حَقِّكُمْ. فَقُبْحَالَكُمْ حِيْنَ صِرْتُمْ غَرَضًا يُرْمَى، يُغَارُ عَلَيْكُمْ وَلاَ تُغِيْرُوْنَ، وَتُغْزَوْنَ وَلاَ تَغْزُوْنَ، وَيُعْصَى اللهُ وَتَرْضَوْنَ).IV. KORELASI ANTARA USLUB & BALAGHAH (العلاقة بين الأسلوب والبلاغة)Hassan Tammam dalam Al-Ushul mengatakan bahwa Ilmu Balaghah yang terdiri dari tiga bidang kajiannya yaitu Al-Maani, Al-Bayan dan Al-Badi’ memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan Uslub/gaya bahasa. Karena pada hakekatnya pembahasan ketiga bidang kajian tersebut tiada lain adalah pembahasan tentang Uslub. Walaupun tiap bidang kajian tersebut memiliki pokok-pokok bahasan sendiri, namun ruang lingkup pembahasan bertemu pada pembahasan tentang gaya bahasa.
0 Comments