Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
DZIKIR-DZIKIR SETELAH SHALAT
Setelah shalat, disunnahkan untuk membaca dzikir
dan doa. Dzikir dan doa tersebut dibaca setelah shalat fardhu jika memang tidak
ada shalat sunnah ba'diyyah, seperti dalam shalat Subuh dan shalat Ashar. Boleh
juga dibaca setelah selesai shalat sunnah ba'diyyah, seperti dalam shalat
Zhuhur, Maghrib, dan Isya. Dzikir istigfar setelah shalat dapat menambal kekurangan
dalam shalat, sedangkan doa adalah langkah untuk mendapatkan tambahan pahala
setelah mendekat kepada Allah dengan shalat.
Dzikir tersebut dibaca dengan suara rendah sesuai
dengan urutan, kecuali bagi imam yang hendak mendidik para makmum. Maka, boleh
baginya untuk berdzikir dengan suara keras dengan menghadap kepada para makmum,
sambil kaki kirinya ke arah mihrab (Ad-Durrul Mukhtar jilid 1 halaman 595; Al-Qawanin Al-Fiqhiyyah halaman
66; Asy-Syarhush Shaghir jilid 1 halaman 410; Al-Muhadzdzab jilid
1 halaman 80; Kasysyaful Qina’ jilid 1 halaman 426).
Samurah berkata, “Jika setelah selesai
shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbalik menghadap ke arah kami.”
HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud meriwayatkan dari Al-Bara’ bin Azib, ia
berkata, “Jika salat di belakang Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam
kami suka berada di sebelah kanan sehingga setelah selesai shalat beliau
menghadap ke arah kami.” (Nailul Authar jilid 2 halaman 306)
1. Membaca istigfar sebanyak tiga kali
Boleh dengan kalimat astaghfirullaah
atau dengan istigfar yang lebih panjang, seperti, (أستغفر الله العظيم الذي لا إله
إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه) “Aku
memohon ampun kepada Allah Yang Mahaagung, tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang
Mahahidup, Berdiri Sendiri, dan saya bertaubat kepada-Nya.”
Setelah itu membaca doa, (اللهم أنت السلام ومنك
السلام وإليك السلام تباركت وتعاليت ذا الجلال والإكرام) “Ya
Allah, Engkaulah kedamaian dan dari-Mu datangnya keselamatan, dan kepada-Mu
memohon keselamatan. Engkau Mahaberkah, dan Mahatinggi Dzat Yang mempunyai
kegagahan, dan keagungan.”
Tsauban meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam setiap kali selesai shalat, beliau membaca istigfar
sebanyak tiga kali. Kemudian membaca doa, (اللهم أنت السلام ومنك السلام
بتاركت ذا الجلال والإكرام) “Ya Allah,
Engkaulah kedamaian dan dari-Mu datangnya keselamatan Engkau Mahaberkah, dan
Mahatinggi Dzat Yang mempunyai kegagahan, dan keagungan.”
Kemudian membaca doa, (اللهم أعني على ذكرك
وشكرك وحسن عبادتك) “Ya Allah,
bantulah aku dalam untuk selalu mengingat-Mu,mensyukuri nikmat-Mu dan dalam
upaya memperbaiki ibadah kepada-Mu.” HR. Jama’ah kecuali Bukhari (Nailul
Authaar jilid 2 halaman 300). Imam Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah
meriwayatkan dari Aisyah. la berkata, "Setelah selesai shalat,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak duduk kecuali hanya sebentar dan
hanya membaca doa allaahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal
jalaali wal ikraam."
Mu'adz bin Jabal berkata, “Suatu hari aku bertemu
dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau bersabda, Aku
berpesan kepadamu untuk membaca doa ini setiap selesai shalat. Doa itu adalah
Ya Allah, bantulah aku dalam untuk selalu mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu
dan dalam upaya memperbaiki ibadah kepada-Mu.” HR. Ahmad dan An-Nasa'i. Abu
Dawud juga meriwayatkan dengan tambahan kalimat 'Fi duburi kulli shalaat.
"Artinya, setiap selesai shalat. Doa ini khusus dipesankan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam karena doa ini memuat kebaikan dunia dan akhirat
(NailulAuthaar jilid 2 halaman 291).
2. Membaca ayat kursi, surah Al-lkhlaash, surah
mu'awwidzatain, yaitu [Qul a'uudzu birabbil falaq] dan [Qul a'uudzu birabbin naas].
Kemudian membaca surah Al-Faatihah.
Imam Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhu
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja
orang yang membaca ayat kursi tiap kali selesai shalat fardhu, maka orang itu
berada dalam lindungan Allah sampai pada shalat fardhu setelahnya.” HR.
Ath-Thabrani.
Abu Umamah meriwayatkan hadits yang berbunyi,
“Siapa saja yang membaca ayat kursi
dan surah Al-Ikhlaash setiap selesai shalat fardhu, maka
tidak ada yang akan menghalanginya masuk surga kecuali kematian.” Sanad hadis ini bagus. HR. An-Nasa’i, Ath-Thabrani dan
Ibnu Hibban (Subulus Salam jilid 1 halaman 200)
Uqbah bin Amir berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menyuruhku untuk membaca surah mu' awwidzatain setiap selesai
shalat.” Hadits ini hasan shahih. HR Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i dan At-Tirmidzi.
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini gharib." Sebagian Hanabilah
berkata, "Dalam hadits ini terdapat rahasia yang agung untuk menolak
kejelekan dari satu shalat sampai shalat lainnya.”
3. Kemudian membaca tasbih, tahmid, dan takbir
Masing-masing tiga puluh tiga kali. Setelah
itu sempurnakan hitungan dzikir menjadi seratus dengan tahlil, (لا إله الله وحده لا
شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير اللهم لا مانع لما
أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد) “Tiada
Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kekuasaan dan pujian dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada
yang mampu mencegah apabila Engkau memberi dan tidak ada yang akan mampu
memberi kalau Engkau mencegahnya, dan tiada gunanya kekuasaan dan kekayaan di
hadapan kekuasaan-Mu.”
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha
berkata, “Siapa saja yang setiap selesai shalat membaca tasbih sebanyak tiga
puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, dan takbir tiga puluh tiga kali
-jumlah seluruhnya 99 seperti Asmaul Husna- dan disempurnakan menjadi seratus
dengan bacaan tahlil, “Tiada Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Esa dan tiada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kekuasaan dan pujian dan Dia Maha Mampu atas segala
sesuatu.” maka dosa-dosanya akan diampuni meski dosa itu sebanyak buih di
laut. HR. Muslim. Riwayat lain dari Abu Hurairah berbunyi, “Membaca takbir
tiga puluh empat kali.” Dengan begitu jumlahnya seratus (Subulus Salam jilid
1 halaman 198)
Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa bacaan tasbih,
tahmid, dan takbirnya masing-masing sepuluh kali. HR. Lima Rawi dan dishahihkan
oleh At-Tirmidzi dari Abdullah bin umar (Nailul Authar jilid 2 halaman
310)
Mughirah bin Syu'bah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam setiap selesai shalat fardhu membaca tahlil, “Tiada
Tuhan selain Allah, Dzat Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kekuasaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha mampu atas
segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah apabila Engkau memberi
dan tidak ada yang akan mampu memberi kalau Engkau mencegahnya, dan tiada
gunanya kekuasaan dan kekayaan di hadapan kekuasaan-Mu.”
Imam Muslim meriwayatkan hadits yang sama dari
Ibnu Zubair. Setelah kalimat qadiir terdapat tambahan kalimat, “Tiada
daya dan upaya tanpa izin-Nya. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah
kecuali kepada-Nya. Hanya bagi-Nya segala kenikmatan, keutamaan dan pujian yang
terbaik. Tiada Tuhan selain Allah, hanya kepada-Nya memurnikan ibadah meski
orang-orang kafir membencinya.” Muttafaqun ‘alaihi. Imam Ath-Thabrani
menambahkan riwayat, "Lahul mutku wa tahut hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa
hayyun laa yamuut, biyadihil khair." Para rawinya dapat dipercaya (Nailul
Authaar jilid 2 halaman 300; Subulus Salaam jilid 1 halaman 197).
4. Kemudian –sebelum membaca dzikir pada nomor 2 dan 3-
setelah shalat Subuh dan Maghrib
Membaca sebanyak (لا إله إلا الله وحده لا شريك له
له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير) sepuluh
kali karena hadits marfu' riwayat Abdurrahman bin Ghunam (HR. At-Tirmidzi dan
An-Nasa’i).
Selain itu, juga membaca doa, (اللهم أجرني من النار) “Ya Allah, selamatkan aku dari api neraka.” sebanyak
tujuh kali karena hadits riwayat Muslim bin Harits bin Tamimi, ayahnya berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berbisik kepadanya,
Jika engkau selesai shalat Maghrib maka bacalah, allaahumma ajirnii minan
naar sebanyak tujuh kali.”
Dalam riwayat lain terdapat tambahan, “Sebelum
engkau berbicara dengan orang lain. Jika setelah shalat Maghrib engkau membaca
doa itu dan malam harinya engkau meninggal dunia, maka akan ditetapkan tempatmu
aman dari neraka. Dan jika engkau selesai shalat Subuh, maka bacalah doa itu
karena jika pada hari itu juga engkau meninggal dunia, maka akan dicatat tempatmu
aman atau terhindar dari neraka.”
Al-Harits berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam memberikan doa itu dengan berbisik dan kami juga memberikan
doa tersebut khusus untuk teman-teman kami saja.” HR. Abu Dawud, Ahmad dan
Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.
5. Kemudian membaca doa untuk dirinya sendiri dan kaum
Muslimin dengan doa apa saja yang berkaitan dengan urusan dunia dan akhirat
Khususnya setelah shalat Subuh dan Ashat
karena saat itu malaikat malam dan malaikat siang hadir dan mengamini doa
sehingga lebih cepat dikabulkan. Doa yang paling afdhal adalah doa yang ma'tsur
dan terdapat dalam sunnah, sebagaimana doa yang diriwayatkan Sa'ad bin Abi
Waqqash dan ia ajarkan kepada putranya. Ia berkata, “Setiap selesai shalat,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu membaca doa yang berbunyi,
(اللهم إني أعوذ بك من
البخل وأعوذ بك من الجبن وأعوذ بك أن أرد إلى أرذل العمر وأعوذ بك من فتنته الدنيا
وأعوذ بك من عذاب القبر) “Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari sifatpelitdan sikap pengecut. Aku juga berlindung
diri kepada-Mu dari dikembalikan ke kondisi yang sangat lemah. Aku berlindung
kepada-Mu dari cobaan dunia dan dari siksa dalam kubur.” HR. Bukhari dan
dianggap shahih oleh At-Tirmidzi. Yang dimaksud al-bukhl adalah menahan
harta yang seharusnya dikeluarkan baik menurut adat maupun kebiasaan. Adapun
kata al-Jubn artinya takut akan sesuatu dan terlambat melaksanakannya. Fitnatud
dunyaa maksudnya adalah bujukan dunia yang berupa hawa nafsu dan beruiung
meninggalkan kewajiban. Fitnatud dunyaa ini disebut juga fitnatul
mahyaa sebagaimana terdapat dalam hadits. Memohon perlindungan dikhususkan
pada fitnatud dunyaa, karena hal inilah yang meniadi sebab timbulnya
kehancuran dan berbagai macam tindakan maksiat (Nailul Authaar jilid 2 halaman
303).
PEMBAHASAN LENGKAP
FIKIH 4 MADZHAB & FIKIH AHLI HADIS/ ATSAR
FIKIH 4 MADZHAB & FIKIH AHLI HADIS/ ATSAR
Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
##########
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
Artikel Bebas - Tafsir - Ulumul Qur'an - Hadis - Ulumul Hadis - Fikih - Ushul Fikih - Akidah - Nahwu - Sharaf - Balaghah - Tarikh Islam - Sirah Nabawiyah - Tasawuf/Adab - Mantiq - TOAFL
##########
0 Comments