Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
10. TIDUR
Pada waktu tidur disunnahkan menutup pintu,
memadamkan lampu, dan juga memadamkan bara api. Selain itu, disunnahkan menyebut
nama Allah ketika melakukan perbuatan
tersebut. Hal ini berdasarkan hadits tersebut di atas.
Pada waktu ingin tidur, hendaklah dia memeriksa dan mengibaskan hamparannya.
Cara tidur yang disunnahkan adalah dengan meletakkan tangan kanan di bawah pipi
kanan, dan menghadapkan muka ke arah kiblat serta tidur di atas rusuk kanan. Dia
hendaklah bertobat kepada Allah sambil membaca doa, "Dengan menyebut
nama-Mu, aku meletakkan rusukku dan dengan-Mu juga aku dapat mengangkatnya
(bangkit). Jika takdir Engkau akan menahan diriku (mematikan aku), maka ampunilah
aku. Dan jika Engkau akan melepaskannya, maka peliharalah ia sebagaimana Engkau
memelihara hamba-Mu yang saleh."
Disunnahkan juga membaca surah As-Sajdah dan
Al-Mulk. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan al-Khalil meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan perkara tersebut, yakni berdoa
dan membaca. Disunnahkan juga membaca bagian akhir dari surah Al-Baqarah, ayat
Kursi, Al-Mu'awwidzatain, serta surah Al-lkhlaash. Pada waktu terbangun dari
tidur juga, hendaklah memandang ke langit dan membaca akhir dari surah Ali lmran.
Tidur di atas sutuh yang tidak beratap dan
berpagar adalah makruh, karena terdapat larangan dari Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam dan juga dikhawatirkan dia terguling dan terjatuh. Riwayat
At-Tirmidzi dari Jabir.
Tidur tengkurap dan tidur telentang juga
makruh, jika terdapat kebimbangan akan membuka aurat. Orang yang bijak dalam
kitab Al-Adabul Kubra mengatakan bahwa tidur terlentang adalah
membahayakan pandangan mata dan air mani, tetapi jika istirahat dengan
terlentang (dengan tidak memejamkan mata) maka tidak mengapa.
Tidur setelah shalat Ashar juga makruh
hukumnya, karena terdapat hadits yang berbunyi, "Barangsiapa tidur
setelah shalat Ashar kemudian terencat akalnya, maka janganlah dia mencela
kecuali pada dirinya sendiri.” Riwayat Abu Ya’la Mushili dari Aisyah,
tetapi hadis ini dhaif.
Begitu juga makruh tidur setelah shubuh, karena
waktu tersebut adalah waktu rezeki dibagikan, sebagaimana yang telah tetap
dalam hadits. Begitu juga makruh tidur di bawah matahari dengan membuka pakaian
selain hanya menutup aurat, ataupun tidur di kalangan orang lain yang terjaga.
Karena, ia bertentangan dengan adab kesopanan. Tidur seorang diri juga makruh,
karena terdapat hadits yang menyebut, "Rasul melarang bersendirian dan
seorang yang bermalam secara bersendirian.” Riwayat Ahmad dari Ibnu Umar secara
marfu’. (Hadis hasan)
Sebagaimana juga, makruh bepergian seorang
diri, karena terdapat hadits yang menyebut, "Bersendirian adalah amalan
perbuatan setan.” Riwayat Al-Hakim dari Abu Hurairah, “Sendirian adalah
satu setan, berdua adalah dua setan, dan bertiga baru dinamakan satu
rombongan.” Hadis ini shahih.
Tidur atau duduk di antara bayangan pancaran
cahaya matahari juga dimakruhkan, karena terdapat larangan dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Riwayat Imam Ahmad. Dalam hadits dinyatakan bahwa tempat
seperti ini merupakan tempat duduk setan.
Makruh menyeberangi laut pada waktu bergelombang,
karena ia membahayakan.
Disunnahkan beristirahat ketika pada waktu tengah
hari walaupun tanpa tidur, baik di musim panas ataupun di musim dingin.
Orang yang mati hendaklah dibacakan surah
Yasin di sisinya. Hal ini berdasarkan hadits Abu Dawud dan yang lain. Sedangkan
di sisi orang yang sedang sakit, juga hendaklah dibaca surah Al-Faatihah,
Al-lkhlaash, dan Al-Mu'awwidzatain serta diembuskan ke kedua tangan kemudian
diusapkan. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
Surah Al-Kahfi juga hendaklah dibaca pada hari dan malam Jumat.
Dalam penjelasan tentang keharaman dan kebolehan
nanti akan dikemukakan perbincangan yang lebih luas, berkaitan dengan keadaan
manusia dan adat istiadat mereka dalam berpakaian, menggunakan wadah atau bejana,
berpandangan, bersentuhan, permainan, serta yang berkaitan dengan makan dan minum.
PEMBAHASAN LENGKAP FIKIH 4 MADZHAB
Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
##########
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
Artikel Bebas - Tafsir - Ulumul Qur'an - Hadis - Ulumul Hadis - Fikih - Ushul Fikih - Akidah - Nahwu - Sharaf - Balaghah - Tarikh Islam - Sirah Nabawiyah - Tasawuf/Adab - Mantiq - TOAFL
##########