BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ يَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَٰبَ بِأَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ لِيَشۡتَرُواْ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلٗاۖ فَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَوَيۡلٞ لَّهُم مِّمَّا يَكۡسِبُونَ ٧٩

Artinya: ”Ma­ka kecelakaan besarlah bagi mereka karena apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mere­ka karena apa yang mereka kerjakan.”

Firman-Nya ini maksudnya, mereka ini kelompok lain dari kalangan Yahudi, yaitu para penyeru kepada kesesatan melalui tipu daya dan cerita-cerita bohong atas nama Allah Ta’ala serta memakan harta kekayaan orang lain dengan cara yang tidak benar.

Lafaz (الويل) adalah kecelakaan dan merupakan kata yang sudah sangat popular dalam khazanah bahasa Arab. Menurut Ibnu Abbas, al-wail ini berarti siksaan yang sangat berat. Dan menurut Al-Khalil bin Ahmad, al-wail berarti puncak kejahatan. Menurut Sibawaih, al-wail itu ditujukan bagi orang yang terjerumus dalam kebinasaan, sedangkan al-waih dimaksudkan bagi orang yang masih berada di tepi jurang kebinasaan. Al-Ashma’i mengatakan, al-wail dipergunakan sebagai kecaman. Sedangkan al-waih dipergunakan sebagai ungkapan kasihan. Dan ulama lainnya mengatakan, al-wail berarti kesedihan. Al-Khalil bin Ahmad mengatakan, yang semakna dengan kata al-wail yaitu: al-waih, al-waisy, al-waih, al-waik dan al-waib. Ada pula di antara para ulama yang membedakan maknanya.

Firman-Nya (فويل للذين يكتبون الكتاب بأيديهم) menurut Abd Ar-Rahmad bin Alqamah, dari Sufyan Ats-Tsauri mengatakan: “Aku pernah menanyakan penggalan ayat tersebut kepada Ibnu Abbas, maka ia pun menjawab: ‘Ayat tersebut turun di kalangan orang-orang musyrik dan ahlul kitab.”

As-Suddi mengatakan: “Ada beberapa orang Yahudi yang menulis sebuah kitab berdasarkan pemikiran mereka sendiri, lalu mereka menjualnya kepada masyarakat Arab dengan mengatakan bahwa kitab ini berasal dari Allah Ta’ala. Dan mereka pun menjualnya dengan harga yang sangat murah sekali.” Az-Zuhri menceritakan, Ubaidullah bin Abdillah memberitahuku, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: “Wahai kaum Muslimin, bagaimana mungkin kalian menanyakan sesuatu kepada ahlul kitab, sedangkan kitab Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Nabi-Nya merupakan berita Allah Ta’ala yang paling akurat yang apabila kalian membacanya tidak membosankan. Dan Allah Ta’ala telah memberitahu kalian bahwa ahlul kitab telah mengganti kitab Allah Ta’ala dan mengubahnya serta menulis kitab baru dengan tangan mereka sendiri, lalu mereka mengatakan bahwa kitab itu berasal dari Allah Ta’ala dengan maksud agar mereka dapat menjualnya dengan harga yang murah. Bukankah ilmu yang sampai kepada kalian melarang untuk bertanya kepada mereka. Demi Allah Ta’ala, kami tidak pernah melihat seorang pun dari mereka bertanya mengenai apa yang diturunkan kepada kalian.” (HR. Al-Bukhari melalui beberapa jalan dari Az-Zuhri).

Firman-Nya (ثمنا قليلا) menurut Al-Hasan Al-Bashri adalah dunia dan segala isinya.

Firman-Nya (فويل لهم مما كتبت أيديهم وويل لهم مما يكسبون) artinya, kecelakaan bagi mereka karena apa yang mereka tulis adalah dusta. Dan kecelakaan pula bagi mereka karena mereka biasa menerima uang sogok (dan lainnya). Sebagaimana dikatakan Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas mengenai lafaz ini yaitu bahwa siksa yang berat akan menimpa mereka yang telah menulis kebohongan dan kedustaan itu. Dan menurut Adh-Dhahhak itu adalah akibat dari apa yang mereka makan.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)