BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
Artinya: “Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga."
Tafsir ayat ini menurut Muhammad bin Ishak, dari Ibnu Abbas mengatakan: “Mereka tidak mengetahui isi kitab tersebut dan mereka mengetahui kenabian-mu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) hanya melalui dugaan belaka.”
Firman-Nya (ومنهم أميون) yaitu dari kalangan ahlul kitab. Kata Mujahid, (الأميون) merupakan jamak dari kata (أمي) yang berarti orang yang tidak dapat membaca dan menulis. Hal itu dikemukakan pula oleh Abu Al-‘Aliyah, Rabi’ bin Anas, Qatadah, Ibrahim An-Nakha’I dan ulama lainnya. Hal itu adalah hal yang jelas dan tampak pada firman-Nya (لايعلمون الكتاب). Maksudnya mereka tidak mengetahui isi kitab tersebut. Oleh karena itu, di antara sifat yang dimiliki Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah al-ummiy, karena beliau tidak bisa menulis sebagaimana dalam Surah Al-‘Ankabut ayat 48 yang artinya: “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), niscaya akan ragulah orang yang mengingkari(mu).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
Artinya: ”Kami adalah umat yang ummiy, tidak dapat menulis dan berhitung. Satu bulan sekian, sekian dan sekian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini berarti, dalam menjalankan dan menentukan waktu ibadah, kami tidak membutuhkan tulisan dan hitungan. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 2 yang artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka.” Ibnu Jarir menuturkan: “Masyarakat Arab menasabkan seorang laki-laki yang tidak dapat membaca dan menulis kepada ibunya, karena keadaannya yang tidak dapat menulis, bukan kepada bapaknya.”
Firman-Nya (إلا أماني) menurut Ibnu Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas mengatakan, “Yaitu obrolan dan pembicaraan sia-sia.” Menurut Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas mengatakan, “Mereka berbicara bohong dengan mulutnya.” Sedangkan Abu Al-‘Aliyah dan Rabi’ bin Anas mengatakan, “Kecuali hanya angan-angan yang mereka harapkan dari Allah Ta’ala, yaitu apa yang bukan hak mereka.”
Firman-Nya (وإن هم إلا يظنون) menurut Mujahid, mereka itu hanyalah berdusta belaka. Sedangkan Qatadah, Abu Al-‘Aliyah dan Rabi’ bin Anas mengatakan, “Mereka berprasangka buruk terhadap Allah Ta’ala tanpa sedikit pun kebenaran.”
Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
ÙˆَÙ…ِÙ†ۡÙ‡ُÙ…ۡ Ø£ُÙ…ِّÙŠُّونَ Ù„َا ÙŠَعۡÙ„َÙ…ُونَ ٱلۡÙƒِتَٰبَ Ø¥ِÙ„َّآ
Ø£َÙ…َانِÙŠَّ ÙˆَØ¥ِÙ†ۡ Ù‡ُÙ…ۡ Ø¥ِÙ„َّا ÙŠَظُÙ†ُّونَ ٧٨
Artinya: “Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga."
Tafsir ayat ini menurut Muhammad bin Ishak, dari Ibnu Abbas mengatakan: “Mereka tidak mengetahui isi kitab tersebut dan mereka mengetahui kenabian-mu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) hanya melalui dugaan belaka.”
Firman-Nya (ومنهم أميون) yaitu dari kalangan ahlul kitab. Kata Mujahid, (الأميون) merupakan jamak dari kata (أمي) yang berarti orang yang tidak dapat membaca dan menulis. Hal itu dikemukakan pula oleh Abu Al-‘Aliyah, Rabi’ bin Anas, Qatadah, Ibrahim An-Nakha’I dan ulama lainnya. Hal itu adalah hal yang jelas dan tampak pada firman-Nya (لايعلمون الكتاب). Maksudnya mereka tidak mengetahui isi kitab tersebut. Oleh karena itu, di antara sifat yang dimiliki Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah al-ummiy, karena beliau tidak bisa menulis sebagaimana dalam Surah Al-‘Ankabut ayat 48 yang artinya: “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), niscaya akan ragulah orang yang mengingkari(mu).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
"Ø¥ِÙ†َّا Ø£ُÙ…َّØ©ٌ Ø£ُÙ…ِّÙŠَّØ©ٌ، Ù„َا Ù†َÙƒْتُبُ ÙˆَÙ„َا Ù†َØْسُبُ، الشَّÙ‡ْرُ Ù‡َÙƒَØ°َا ÙˆَÙ‡َÙƒَØ°َا ÙˆَÙ‡َÙƒَØ°َا"
Artinya: ”Kami adalah umat yang ummiy, tidak dapat menulis dan berhitung. Satu bulan sekian, sekian dan sekian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini berarti, dalam menjalankan dan menentukan waktu ibadah, kami tidak membutuhkan tulisan dan hitungan. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 2 yang artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka.” Ibnu Jarir menuturkan: “Masyarakat Arab menasabkan seorang laki-laki yang tidak dapat membaca dan menulis kepada ibunya, karena keadaannya yang tidak dapat menulis, bukan kepada bapaknya.”
Firman-Nya (إلا أماني) menurut Ibnu Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas mengatakan, “Yaitu obrolan dan pembicaraan sia-sia.” Menurut Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas mengatakan, “Mereka berbicara bohong dengan mulutnya.” Sedangkan Abu Al-‘Aliyah dan Rabi’ bin Anas mengatakan, “Kecuali hanya angan-angan yang mereka harapkan dari Allah Ta’ala, yaitu apa yang bukan hak mereka.”
Firman-Nya (وإن هم إلا يظنون) menurut Mujahid, mereka itu hanyalah berdusta belaka. Sedangkan Qatadah, Abu Al-‘Aliyah dan Rabi’ bin Anas mengatakan, “Mereka berprasangka buruk terhadap Allah Ta’ala tanpa sedikit pun kebenaran.”
PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL
Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
##########
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
Artikel Bebas - Tafsir - Ulumul Qur'an - Hadis - Ulumul Hadis - Fikih - Ushul Fikih - Akidah - Nahwu - Sharaf - Balaghah - Tarikh Islam - Sirah Nabawiyah - Tasawuf/Adab - Mantiq - TOAFL
##########