BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Alquran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”
Mengenai firman-Nya ‘wa al-ladziina yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika’, Ibnu Abbas mengatakan: “Artinya mereka membenarkan apa yang engkau (Muhammad) bawa dari Allah Ta’ala dan apa yang dibawa oleh para rasul sebelum dirimu. Mereka sama sekali tidak membedakan antara para rasul tersebut serta tidak ingkar terhadap apa yang mereka bawa dari Rabb mereka.” Sedangkan firman-Nya ‘wabi al-akhirati hum yuuqinuuna’, yakni mereka yakin akan adanya hari kebangkitan, kiamat, surga, neraka, perhitungan dan timbangan. Disebut akhirat, karena ia ada setelah dunia.
Para ulama berbeda pendapat mengenai orang-orang yang disebut dalam ayat ini, apakah mereka ini yang disifati Allah Ta’ala dalam ayat sebelumnya (ayat ketiga). Mengenai siapakah mereka ini, terdapat tiga pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Jarir: Pertama, orang-orang yang disifati Allah Ta’ala dalam ayat ketiga Surah Al-Baqarah itu adalah mereka yang Dia sifati dalam ayat setelahnya, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab dan yang selainnya. Pendapat ini dikemukakan oleh Mujahid, Abu Al-Aliyah, Ar-Rabi’ bin Anas dan Qatadah.
Kedua, mereka itu (yang disebutkan pada ayat ketiga dan keempat dari Surah Al-Baqarah) adalah satu, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan ahlul kitab. Dengan demikian berdasarkan kedua hal di atas, maka huruf ‘wa’ dalam ayat ini berkedudukn sebagai ‘wawu ‘athaf’ (penyambung) satu sifat dengan sifat yang lainnya.
Ketiga, mereka yang disifati pertama kali (ayat ketiga) adalah orang-orang yang beriman dari Bangsa Arab, dan yang disifati berikutnya (ayat keempat) adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahlul kitab.
Berkenaan dengan hal di atas, Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang benar adalah pendapat Mujahid, yang mengatakan: “Empat ayat pertama dari Surah Al-Baqarah menyifati orang-orang yang beriman, dan dua ayat berikutnya (ayat keenam dan ketujuh) menyifati orang-orang kafir, tiga belas ayat menyifati orang-orang munafik.” Keempat ayat tersebut bersifat umum bagi setiap mukmin yang menyandang sifat-sifat tersebut, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non-Arab serta Ahlul Kitab, baik umat manusia maupun jin. Salah satu sifat ini tidak akan bisa sempurna tanpa adanya sifat-sifat lainnya. Bahkan masing-masing sifat saling menuntut adanya sifat lainnya. Dengan demikian, iman kepada yang ghaib, salat dan zakat tidak benar kecuali dengan adanya iman kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga apa yang dibawa oleh para rasul sebelumnya serta keyakinan akan adanya kehidupan akhirat. Dan Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk memenuhi hal itu melalui firman-Nya dalam Surah An-Nisa’ ayat 136 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” Dia juga berfirman dalam Surah An-Nisa’ ayat 47 yang artinya: “Wahai orang-orang yang telah diberi al-Kitab, berimanlah kalian kepada apa yang telah Kami turunkan (Alquran) yang membenarkan kitab yang ada pada kalian.”
Allah Ta’ala telah menyebutkan tentang orang-orang mukmin secara keseluruhan yang memenuhi semuanya itu melalui firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 285 yang artinya: “Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya. Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya.” Dan ayat-ayat lainnya yang menunjukkan perintah kepada orang-orang yang beriman supaya beriman kepada Allah Ta’ala, rasul-rasul-Nya dan kitab-kitab-Nya, khususnya orang-orang mukmin dari kalangan ahlul kitab, karena mereka beriman kepada apa yang berada di tangan mereka secara terperinci. Maka jika mereka masuk Islam dan beriman kepadanya secara terperinci, bagi mereka tersedia dua pahala.
Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
ÙˆَٱلَّØ°ِينَ
ÙŠُؤۡÙ…ِÙ†ُونَ بِÙ…َآ Ø£ُنزِÙ„َ Ø¥ِÙ„َÙŠۡÙƒَ ÙˆَÙ…َآ Ø£ُنزِÙ„َ Ù…ِÙ† Ù‚َبۡÙ„ِÙƒَ ÙˆَبِٱلۡØ£ٓØ®ِرَØ©ِ
Ù‡ُÙ…ۡ ÙŠُوقِÙ†ُونَ Ù¤
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Alquran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”
Mengenai firman-Nya ‘wa al-ladziina yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika’, Ibnu Abbas mengatakan: “Artinya mereka membenarkan apa yang engkau (Muhammad) bawa dari Allah Ta’ala dan apa yang dibawa oleh para rasul sebelum dirimu. Mereka sama sekali tidak membedakan antara para rasul tersebut serta tidak ingkar terhadap apa yang mereka bawa dari Rabb mereka.” Sedangkan firman-Nya ‘wabi al-akhirati hum yuuqinuuna’, yakni mereka yakin akan adanya hari kebangkitan, kiamat, surga, neraka, perhitungan dan timbangan. Disebut akhirat, karena ia ada setelah dunia.
Para ulama berbeda pendapat mengenai orang-orang yang disebut dalam ayat ini, apakah mereka ini yang disifati Allah Ta’ala dalam ayat sebelumnya (ayat ketiga). Mengenai siapakah mereka ini, terdapat tiga pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Jarir: Pertama, orang-orang yang disifati Allah Ta’ala dalam ayat ketiga Surah Al-Baqarah itu adalah mereka yang Dia sifati dalam ayat setelahnya, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlul Kitab dan yang selainnya. Pendapat ini dikemukakan oleh Mujahid, Abu Al-Aliyah, Ar-Rabi’ bin Anas dan Qatadah.
Kedua, mereka itu (yang disebutkan pada ayat ketiga dan keempat dari Surah Al-Baqarah) adalah satu, yaitu orang-orang yang beriman dari kalangan ahlul kitab. Dengan demikian berdasarkan kedua hal di atas, maka huruf ‘wa’ dalam ayat ini berkedudukn sebagai ‘wawu ‘athaf’ (penyambung) satu sifat dengan sifat yang lainnya.
Ketiga, mereka yang disifati pertama kali (ayat ketiga) adalah orang-orang yang beriman dari Bangsa Arab, dan yang disifati berikutnya (ayat keempat) adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahlul kitab.
Berkenaan dengan hal di atas, Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang benar adalah pendapat Mujahid, yang mengatakan: “Empat ayat pertama dari Surah Al-Baqarah menyifati orang-orang yang beriman, dan dua ayat berikutnya (ayat keenam dan ketujuh) menyifati orang-orang kafir, tiga belas ayat menyifati orang-orang munafik.” Keempat ayat tersebut bersifat umum bagi setiap mukmin yang menyandang sifat-sifat tersebut, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non-Arab serta Ahlul Kitab, baik umat manusia maupun jin. Salah satu sifat ini tidak akan bisa sempurna tanpa adanya sifat-sifat lainnya. Bahkan masing-masing sifat saling menuntut adanya sifat lainnya. Dengan demikian, iman kepada yang ghaib, salat dan zakat tidak benar kecuali dengan adanya iman kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga apa yang dibawa oleh para rasul sebelumnya serta keyakinan akan adanya kehidupan akhirat. Dan Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk memenuhi hal itu melalui firman-Nya dalam Surah An-Nisa’ ayat 136 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” Dia juga berfirman dalam Surah An-Nisa’ ayat 47 yang artinya: “Wahai orang-orang yang telah diberi al-Kitab, berimanlah kalian kepada apa yang telah Kami turunkan (Alquran) yang membenarkan kitab yang ada pada kalian.”
Allah Ta’ala telah menyebutkan tentang orang-orang mukmin secara keseluruhan yang memenuhi semuanya itu melalui firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 285 yang artinya: “Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya. Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya.” Dan ayat-ayat lainnya yang menunjukkan perintah kepada orang-orang yang beriman supaya beriman kepada Allah Ta’ala, rasul-rasul-Nya dan kitab-kitab-Nya, khususnya orang-orang mukmin dari kalangan ahlul kitab, karena mereka beriman kepada apa yang berada di tangan mereka secara terperinci. Maka jika mereka masuk Islam dan beriman kepadanya secara terperinci, bagi mereka tersedia dua pahala.
PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL
Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
##########
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
MATERI KEILMUAN ISLAM LENGKAP (klik disini)
Artikel Bebas - Tafsir - Ulumul Qur'an - Hadis - Ulumul Hadis - Fikih - Ushul Fikih - Akidah - Nahwu - Sharaf - Balaghah - Tarikh Islam - Sirah Nabawiyah - Tasawuf/Adab - Mantiq - TOAFL
##########