BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto


وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٣٥

Artinya: “Dan Kami berfirman, "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kalian sukai, tetapi janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."

Allah Ta’ala berfirman mengabarkan kemuliaan yang dikaruniakan-Nya kepada Adam, -setelah Dia memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, maka mereka pun bersujud kecuali Iblis- bahwa Dia memperkenankan Adam untuk tinggal di surga di mana saja yang ia sukai, memakan makanan yang ada di surga sepuas-puasnya, makanan yang banyak, lezat, lagi baik. Para ulama berbeda pendapat mengenai surga yang ditempati oleh Adam, apakah berapa di langit atau di bumi. Mayoritas ulama berpendapat bahwa surga itu berada di langit. Imam Al-Qurthubiy menuturkan bahwa kaum Mu’tazilah dan Qadariyah, berpendapat bahwa surga itu berada di bumi. Konteks ayat tersebut menunjukkan bahwa Hawa diciptakan sebelum Adam masuk ke surga. Hal itu secara gambling telah dikemukakan oleh Muhammad bin Ishak berkata: “Ketika Allah telah selesai dari urusanNya mencaci iblis, lalu Allah kembali kepada Adam yang telah Dia ajari semua nama-nama itu, kemudian berfirman, "Hai Adam, sebutkanlah nama benda-benda itu," sampai dengan firman-Nya, "Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana" (Al-Baqarah: 31-32).”

Muhammad bin Ishak mengatakan, kemudian tertidurlah Adam, menurut keterangan yang kami terima dari ahlu kitab, yaitu dari ahli kitab Taurat dan lainnya, dari Ibnu Abbas dan ulama lainnya. Kemudian diambil sepotong tulang rusuk dari sisi tubuh sebelah kiri, dan membalut tempat itu dengan sepotong daging. Sementara Adam masih tertidur lalu Allah Ta’ala menciptakan dari tulang rusuknya itu istri, Hawa. Selanjutnya Dia menyempurnakannya menjadi seorang wanita agar Adam merasa tenang bersamanya. Firman-Nya (ولا تقربا هذه الشجرة) merupakan cobaan dan ujian dari Allah Ta’ala bagi Adam. Imam Abu Ja’far bin Jarir mengatakan: “Yang benar adalah bahwa Allah Ta’ala telah melarang Adam dan istrinya untuk memakan buah pohon tertentu saja dari pohon-pohon yang terdapat di surga dan bukan seluruh pohon. Tetapi keduanya memakan buah dari pohon tersebut. Dan kita tidak tahu pohon apa yang ditentukan Allah Ta’ala itu, karena Dia tidak menjelaskan hal itu kepada hamba-hamba-Nya baik di dalam Alquran maupun dalam hadis sahih.” Di dalam tafsirnya, Ar-Razi mentarjih tafsir ayat tersebut dibiarkan samar. Dan itulah yang lebih tepat.


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)