BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
 

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٣٤

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur, dan adalah dia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”

Ini merupakan kemuliaan besar dari Allah Ta’ala bagi Adam yang juga dianugerahkan kepada anak keturunannya. Di mana Dia memberitahukan bahwa Dia telah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Adapun maksudnya bahwa ketika Allah Ta’ala menyuruh para malaikat bersujud kepada Adam, maka Iblis pun termasuk dalam perintah itu. Karena, meskipun Iblis bukan dari golongan malaikat, namun ia telah menyerupai mereka dan meniru tingkah laku mereka. Oleh karena itu, iblis termasuk dalam perintah yang ditujukan kepada para malaikat, dan tercela atas pelanggaran yang dilakukan terhadap perintah-Nya.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, katanya: “Iblis itu bukan dari golongan malaikat. Iblis adalah asli bangsa jin, sebagaimana Adam adalah asli bangsa manusia.” Dan sanad riwayat ini sahih. Hal yang sama juga dikatakan oleh Abd ar-Rahman bin Zaid bin Aslam. Qatadah mengatakan, ketaatan itu untuk Allah Ta’ala sedangkan sujud ditujukan untuk Adam. Allah Ta’ala memuliakan Adam dengan menyuruh para malaikat bersujud kepadanya. Sebagian ulama mengatakan, sujud tersebut adalah penghormatan, penghargaan dan pemuliaan sebagaimana firman-Nya dalam Surah Yusuf ayat 100 yang artinya: “Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke alas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan Yusuf berkata, "Wahai ayahku, inilah takbir mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan."

Hal itu merupakan syariat umat-umat terdahulu (sebelum umat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam). Namun cata memuliakan seperti itu dihapuskan dalam agama kita. Mu’adz pernah bercerita, aku pernah datang ke Syam, setibanya di sana aku menyaksikan mereka bersujud kepada para pendeta dan pemuka agama mereka. Lalu kukatakan, “Engkau, Ya Rasulullah, lebih berhak untuk dijadikan tempat bersujud.” Maka beliau bersabda:

"لَا لَوْ كُنْتُ آمِرًا بَشَرًا أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا"

Artinya: "Tidak, seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan kepada wanita agar sujud kepada suaminya, karena besarnya hak suami atas dirinya." (HR. Abu Dawud, Al-Hakim, At-Tirmidzi, dengan sanad hasan. Makna tersebut ditarjih oleh Ar-Razi)

Dan sebagian ulama lainnya mengatakan, sujud tersebut ditujukan bagi Allah Ta’ala, dan Adam hanya menjadi tempat kiblat saja sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Israa’ ayat 78 yang artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir.” Tapi perbedaan ini perlu ditinjau, yang jelas pendapat pertama lebih tepat.

Firman-Nya (فسجدوا إلا إبليس أبى واستكبر وكان من الكافرين) menurut Qatadah tafsirnya adalah musuh Allah Ta’ala, Iblis iri terhadap Adam atas kemuliaan yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepadanya. Lalu Iblis itu berkata, “Aku diciptakan dari api sedang ia (Adam) diciptakan dari tanah.” Dosa yang pertama kali terjadi adalah kesombongan Iblis yang merasa enggan bersujud kepada Adam sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

"لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ"

Artinya: “Tidak dapat masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat sifat takabur sekalipun seberat biji sawi.”

Di dalam hati Iblis telah terdapat kesombongan, kekufuran dan keingkaran yang menyebabkan ia terusir dari rahmat Allah Ta’ala dan hadirat Ilahi.

Firman-Nya (وكان من الكافرين) menurut sebagian mufasir artinya Iblis termasuk dalam golongan orang-orang yang kafir disebabkan karena penolakannya untuk bersujud kepada Adam. Hal itu sebagaimana firman-Nya dalam Surah Huud ayat 4 yang artinya: “Maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” Dan juga firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 35 yang artinya: “Yang menjadikan kalian berdua termasuk orang-orang zalim.” Seorang penyair mengatakan:

بِتَيْهَاءَ قَفْرٌ وَالْمَطِيُّ كَأَنَّهَا قَطَا الْحُزْنِ قَدْ كَانَتْ فِرَاخًا بُيُوضُهَا ...

Artinya: “Di padang yang tandus, sedangkan unta kendaraan itu seakan-akan seperti burung gala yang kembali menjadi anak yang baru ditetaskan dari telurnya.”

Ibnu Fawrak mengatakan: “Pengertiannya bahwa Iblis dalam pengetahuan Allah Ta’ala termasuk golongan orang-orang kafir.” Pendapat tersebut ditarjih oleh Imam Al-Qurthubiy, Ar-Razi dan ulama lainnya telah menyebutkan dua pendapat para ulama, apakah yang diperintahkan bersujud kepada Adam itu khusus para malaikat bumi ataukah umum mencakup malaikat bumi dan malaikat langit semuanya. Masing-masing pendapat ada kelompok pendukungnya. Namun ayat ini pada lahirnya menujukkan bahwa hal itu bersifat umum sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Hijr ayat 30 yang artinya: “Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama kecuali Iblis.” Di sini terdapat empat hal yang memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa perintah itu bersifat umum. 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)