BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

ÙˆَÙ„َئِÙ†ۡ Ø£َتَÙŠۡتَ ٱلَّØ°ِينَ Ø£ُوتُواْ ٱلۡÙƒِتَٰبَ بِÙƒُÙ„ِّ Ø¡َايَØ©ٖ Ù…َّا تَبِعُواْ Ù‚ِبۡÙ„َتَÙƒَۚ ÙˆَÙ…َآ Ø£َنتَ بِتَابِعٖ Ù‚ِبۡÙ„َتَÙ‡ُÙ…ۡۚ ÙˆَÙ…َا بَعۡضُÙ‡ُÙ… بِتَابِعٖ Ù‚ِبۡÙ„َØ©َ بَعۡضٖۚ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ ٱتَّبَعۡتَ Ø£َÙ‡ۡÙˆَآØ¡َÙ‡ُÙ… Ù…ِّÙ†ۢ بَعۡدِ Ù…َا جَآØ¡َÙƒَ Ù…ِÙ†َ ٱلۡعِÙ„ۡÙ…ِ Ø¥ِÙ†َّÙƒَ Ø¥ِØ°ٗا Ù„َّÙ…ِÙ†َ ٱلظَّٰÙ„ِÙ…ِينَ ١٤٥

Artinya: “Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.”

Firman-Nya (ولئن أتيت الذين أوتوا الكتاب بكل آية ما تبعوا قبلتك), Allah Ta’ala memberitahukan mengenai kekufuran, keingkaran dan penentangan orang-orang Yahudi terhadap keadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mereka ketahui. Dan seandainya beliau mengemukakan semua dalil yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawa beliau, niscaya mereka tidak akan mengikutinya dan tidak akan meninggalkan keinginan hawa nafsu mereka sebagaimana firman-Nya dalam Surah Yunus ayat 96-97 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga menyaksikan azab yang pedih.”

Firman-Nya (وما أنت بتابع قبلتهم) sebagai pemberitahuan mengenai kesungguhan dan keteguhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengikuti apa yang diperintahkan Allah Ta’ala. Sebagaimana mereka telah berpegang teguh pada pendapat dan hawa nafsu mereka, maka beliau pun sangat teguh berpegang pada perintah Allah Ta’ala, menaati perintah-Nya, mengikuti keridhaan-Nya, serta beliau tidak akan mengikuti hawa nafsu mereka dalam segala hal. Dan penghadapan beliau ke arah Baitul Maqdis bukan karena ia sebagai kiblat orang-orang Yahudi, namun karena hal itu merupakan perintah dari Allah Ta’ala. Kemudian Allah Ta’ala memperingatkan untuk tidak membelot dari kebenaran yang telah diketahui menuju kepada kesesatan, karena hujjah bagi orang yang mengetahui lebih tegak daripada yang lainnya.

Firman-Nya (ولئن اتبعت أهواءهم من بعد ما جاءك من العلم إنك إذا لمن الظالمين), Allah Ta’ala berfirman yang ditujukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang menjadi sasaran adalah umatnya. 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)