BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

قُولُوٓاْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡنَا وَمَآ أُنزِلَ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَمَآ أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَآ أُوتِيَ ٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ ١٣٦

Artinya: “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang di­turunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya' qub, dan anak cucu­nya; dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami ha­nya tunduk patuh kepada-Nya."

Allah Ta’ala membimbing hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka melalui Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam secara rinci, serta apa yang diturunkan kepada para Nabi yang terdahulu secara global. Allah Ta’ala telah menyebutkan beberapa nama rasul, menyebutkan secara global nabi-nabi lainnya. Dan hendaklah mereka tidak membeda-bekan salah satu di antara mereka, bahkan hendaklah mereka beriman kepada seluruh rasul, serta tidak menjadi seperti orang yang difirmankan-Nya dalam Surah An-Nisaa’ ayat 150-151 yang artinya: “Dan mereka bermaksud memperbedakan antara Allah dan rasul­rasul-Nya dengan mengatakan, "Kami beriman kepada yang se­bagian (dari rasul-rasul itu), dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)," serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (lain) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.” Dalam Kitab Sahih Al-Bukhari diriwayatkan, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, para Ahlul Kitab itu membaca kitab Taurat dengan menggunakan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan menggunakan bahasa Arab untuk orang-orang yang memeluk Islam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"لا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذبوهم، وَقُولُوا: آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا"
Artinya: “Janganlah kalian percaya kepada ahli kitab, jangan pula kalian mendustakannya, melainkan katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada kitab yang diturunkan Allah." (HR. Al-Bukhari: 4485)

Muslim, Abu Dawud dan An-Nasai, meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mengerjakan salat sunat dua rakaat sebelum Subuh, lebih sering membaca (pada rakaat pertama) ayat ini dan pada rakaat kedua membaca Surah Ali Imran ayat 52 yang artinya: “Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguh­nya kami adalah orang-orang yang menyerahkan dini (kepada Allah).”

Firman-Nya (الأسباط), Al-Khalil bin Ahmad dan juga lainnya mengatakan: “Al-Asbath di kalangan Bani Israil adalah seperti kabilah-kabilah yang ada di tengah mereka.” Imam Al-Bukhari mengatakan, “Al-Asbath adalah kabilah-kabilah Bani Israil.” Hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan Al-Asbath di sini adalah suku-suku Bani Israil dan wahyu yang diturunkan Allah Ta’ala kepada para nabi yang ada di kalangan mereka, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-A’raaf ayat 160 yang artinya: “Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku.” Imam Al-Qurthubiy mengemukakan: “Mereka disebut Al-Asbath diambil dari kata As-Sabthu atau berurutan, jadi mereka itu merupakan kelompok. Ada juga yang mengatakan, diambil dari kata As-Sabathu yang berarti pohon, artinya mereka itu banyak bagaikan pohon. Bentuk tunggalnya yaitu As-Sibahtatu. 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)