BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto
 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓاْ أَنُؤۡمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُۗ أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعۡلَمُونَ ١٣

Artinya: “Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman. Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman”. Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.”

Allah Ta’ala berfirman, apabila dikatakan kepada orang-orang munafik sebagaimana ayat ini, yakni seperti keimanan manusia kepada Allah Ta’ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, adanya kebangkitan setelah kematian, surga, neraka dan lain-lainnya yang telah diberitahukan kepada orang-orang yang beriman. Dan juga dikatakan, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.” Maka mereka pun mengatakan, “(anu’minu kamaa aamana as-sufahaa’) “Apakah kami harus beriman sebagaimana orang-orang yang bodoh telah beriman.” Yang mereka maksudkan di sini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian menurut pendapat Abu Al-‘Aliyah, As-Suddi dalam tafsirnya, dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud serta beberapa orang sahabat. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ar-Rabi’ bin Anas, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan lain-lainnya.

Orang-orang munafik itu mengatakan, “Apakah kami dan mereka harus berada dalam satu kedudukan, sementara mereka adalah orang-orang bodoh?” kata ‘as-sufahaa’” adalah jamak dari ‘safiihun’ seperti kata ‘al-hukamaa’” adalah jamak dari ‘hakiimun’. Maknanya adalah bodoh dan kurang (lemah) pemikirinnya serta sedikit pengetahuannya tentang hal-hal yang bermaslahat dan bermudharat.

Dan Allah Ta’ala telah memberikan jawaban mengenai semua hal yang berkenaan dengan itu kepada mereka melalui firman-Nya tersebut. Dan Allah Ta’ala menegaskan kebodohan mereka itu dengan firman-Nya (walaakin laa ya’lamuun) “Tetapi mereka tidak mengetahui.” Artinya, di antara kelengkapan dari kebodohan mereka itu adalah mereka tidak mengetahui bahwa mereka berada di dalam kesesatan dan kebodohan. Dan yang demikian itu lebih menghinakan mereka dan lebih menunjukkan mereka berada dalam kebuataan dan jauh dari petunjuk. 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)