BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ١١٧

Artinya: “Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk men­ciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia mengatakan kepadanya, "Jadilah." Lalu jadilah ia.”

Firman-Nya (بديع السماوات والأرض) artinya, Dialah yang menciptakan keduanya, dengan tanpa adanya contoh sebelumnya. Mujahid dan As-Suddi menyatakan: “Hal ini sesuai dengan makna yang ditutut secara bahasa.” Ibnu Jarir mengatakan, “Makna ayat tersebut adalah yang menciptakan keduanya.” Karena sesungguhnya bentuk asalnya berwazan ‘muf’ilun’ lalu ditashrif menjadi ‘fa’iilun’ (yang berbuat), sebagaimana ‘al-muallimu’ ditashrif menjadi ‘aliimun’. Dan kata ‘al-mubdi’’ berarti pencipta, yang dalam pembuatannya tidak meniru bentuk yang sama dan tidak didahului oleh seorang pun.

Ibnu Jarir mengatakan, dengan demikian, makna ayat ini adalah Allah Mahasuci dari memiliki anak. Dialah pemilik semua apa yang ada di langit dan bumi ini yang seluruhnya memberikan kesaksian akan keesaan-Nya serta mengakui hal itu dengan bersikap taat kepada-Nya. Dialah yang menciptakan dan mengadakan semua itu tanpa adanya asal dan contoh sebelumnya. Yang demikian itu merupakan pemberitahuan yang disampaikan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya bahwa di antara yang memberikan kesaksian semacam itu adalah Nabi Isa Al-Masih yang mereka menisbatkan sebagai anak Allah Ta’ala, sekaligus sebagai pemberitahuan kepada mereka bahwa yang menciptakan langit dan bumi tanpa asal usul dan contoh adalah Rabb yang juga menciptakan Isa Al-Masih tanpa seorang bapak dengan kekuasaan-Nya. Ungkapan yang bersumber dari Ibnu Jarir ini adalah ungkapan yang bagus dan benar.

Firman-Nya (وإذا قضى أمرا فإنما يقول له كن فيكون), dengan ayat ini, Allah Ta’ala menjelaskan kesempurnaan, kemampuan dan keagungan kekuasaan-Nya, di mana jika Dia menetapkan sesuatu hal dan menghendaki wujudnya, maka Dia hanya cukup mengatakan: “Jadilah,” maka jadi dan terwujudlah sesuatu itu sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Melalui ayat ini pula, Dia mengingatkan bahwa penciptaan Isa ‘alaihi as-salam adalah dengan menggunakan satu kata, yaitu ‘Kun’ atau jadilah, maka jadilah ia seperti yang diperintahkan-Nya sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Ali Imraan ayat 59 yang artinya: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, ke­mudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah!" (seorang manu­sia), maka jadilah dia.” 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)