BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budianto

وَدَّ كَثِيرٞ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَٱعۡفُواْ وَٱصۡفَحُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١٠٩

Artinya: “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat me­ngembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, ka­rena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah me­reka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa alas segala sesuatu.”

Asbabun Nuzul ayat ini adalah: “Sebagaimana yang diriwayatkan Muhammad bin Ishak, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, Huyay bin Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab merupakan orang Yahudi yang paling dengki terhadap masyarakat Arab, karena Allah Ta’ala telah mengistimewakan mereka dengan mengutus Rasul-Nya. Selain itu, keduanya juga paling gigih menghalangi manusia memeluk Islam. Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini sehubungan dengan perbuatan kedua orang ini.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Allah Ta’ala mengingatkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar tidak menempuh jalan orang-orang kafir dari Ahlul Kitab. Dia juga memberitahu mereka tentang permusuhan orang-orang kafir terhadap mereka, baik secara batiniyah maupun lahiriyah. Dan berbagai kedengkian yang menyelimuti mereka terhadap orang-orang Mukmin karena mereka mengetahui kelebihan yang dimiliki orang-orang Mukmin dan Nabi mereka. Selain itu, Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk berlapang dada dan memberi maaf sampai tiba saatnya Allah Ta’ala mendatangkan pertolongan dan kemenangan. Juga menyuruh mereka mengerjakan salat dan menunaikan zakat.

Firman-Nya (كفارا حسدا من عند أنفسهم من بعد ما تبين لهم الحق) yaitu setelah kebenaran terang benderang di hadapan mereka dan tidak ada sedikit pun yang tidak mengetahuinya, tetapi kedengkian menyeret mereka kepada pengingkaran. Maka Allah Ta’ala pun benar-benar mencela, menghina dan mencaci mereka, serta menyegerakan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga orang-orang yang beriman yang telah membenarkan, mengimani dan mengakui apa yang diturunkan Allah Ta’ala kepada mereka dan yang diturunkan kepada orang-orang sebelum mereka, kemulian, pahala yang besar dan pertolongan-Nya.

Firman-Nya (من عند أنفسهم), Ar-Rabi’ bin Anas mengatakan, “(Hal itu berarti), berasal dari diri mereka sendiri.”

Firman-Nya (من بعد ما تبين لهم الحق), Abu Al-‘Aliyah mengatakan, “Yaitu setelah mereka melihat dengan jelas bahwa Nabi Muhammad, Rasulullah tertulis dalam kitab Taurat dan Injil. Lalu mereka mengingkarinya karena dengki dan iri, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bukan dari kalangan mereka (Yahudi).” Hal serupa juga dikatakan oleh Qatadah dan Ar-Rabi’ bin Anas. Firman-Nya (فاعفوا واصفحوا حتى يأتي الله بأمره), ayat ini sama seperti firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imraan ayat 186 yang artinya: “Dan kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamudan dari orang-orang yang mem­persekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.” Menurut Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan ayat tersebut telah dinasakh dengan ayat-ayat berikut ini dalam Surah At-Taubah ayat 5 yang artinya: “Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kalian jumpai.” Dan dalam Surah At-Taubah ayat 29 yang artinya: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” Dengan demikian pemberian maaf tersebut dinasakh (dihapuskan) bagi orang-orang musyrik. Hal yang sama dikemukakan oleh Abu Al-‘Aliyah, Ar-Rabi’ bin Anas, Qatadah dan As-Suddi bahwa ayat tersebut Mansukh dengan ayat saif (perintah berperang). 


PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL


Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab



The Indonesiana Center - Markaz BSI (Bait Syariah Indonesia)